WARU, SIDOARJONEWS.id — Menjelang Hari Raya Idul Fitri, kondisi pusat perbelanjaan di Sidoarjo semakin ramai. Terutama di toko-toko yang menjual pakaian. Memang, baju baru di hari Lebaran sudah menjadi tradisi tersendiri bagi rakyat Indonesia.
Namun, tak hanya toko-toko penjual baju baru saja yang nampak ramai. Bazar thrifting, sebutan kekinian untuk aktifitas membeli baju bekas pakai, juga ramai dipadati pengunjung.
Thrifting saat ini menjadi tren tersendiri bagi kalangan anak muda. Dengan dasar awal kampanye zero waste, mereka memilih membeli baju bekas layak pakai agar tak menjadi sampah.
Namun, di sisi lain, thrifting juga menjadi kesempatan untuk membeli baju bermerk luar negeri dengan harga miring. Ya, kebanyakan pelaku thrifting mengimpor baju bekas layak pakai dari luar negeri.
“Memilih ke sini ya karena murah. Baju-baju thrifting di sini dijual mulai dari Rp 30 ribu. Selisih yang jauh sekali dari baju baru,” ujar Adam, salah satu pengunjung, Sabtu (23/4).
Perumpamaan “Ada harga, ada kualitas” tetap berlaku di dunia thrifting. Dengan harga yang murah, tentu saja kualitas baju-baju thrifting tak bisa disejajarkan dengan baru. Untuk itu, pembeli harus ekstra cermat sebelum memilih. Teliti terlebih dahulu sebelum memutuskan membelinya.
Tingginya antusias warga Sidoarjo terhadap bazar thrifting juga tidak terlepas dengan momen cairnya THR (Tunjangan Hari Raya) dari perusahaan. Apalagi tahun ini, pemerintah mewajibkan seluruh perusahaan membayar THR karyawannya secara penuh sebelum tanggal 25 April 2022.
“Barusan THR juga, jadi ingin belanja. Tapi tetap harus hemat biar ada saving yang cukup bila dinamika pandemi berubah lagi,” imbuh Adam. (Affendra F)