WONOAYU, SIDOARJONEWS.id – Identitas lengkap pelaku pengeroyokan yang menewaskan Andre Firmansyah (22), warga Desa Simo Angin-angin, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, masih jadi teka-teki.
Bahkan keluarga korban juga masih belum mendapatkan informasi mengenai itu meski polisi menyatakan sudah menangkap para pelaku.
Hal itu diungkapkan Ibu kandung korban, Enik Liachmawati, ketika ditemui Sidoarjonews.id di tempat tinggalnya, Minggu (9/2/2020).
“Kami masih penasaran. Siapa dan apa motif mereka? Kok tega sekali membunuh anak saya,” ungkap wanita 39 tahun itu sedih.
Dirinya juga menyebut sempat dipanggil oleh pihak Detasemen Polisi Militer V/4 Surabaya ( Denpom V/4 Surabaya), Kamis (6/2/2020) kemarin. Dia ditemani istri korban, Amalia Kasanah.
“Harapan saya, saat itu, ingin sekali bertemu dengan semua pelaku. Namun petugas menyebut bahwa pelaku masih di dalam ruang tahanan dan dalam proses pemeriksaan sehingga tidak sempat bertemu,” bebernya
Dirinya beserta seluruh anggota keluarga ingin perkara yang menewaskan anak pertamanya ini diproses secara transparan dan seadil-adilnya.
Firasat
Di sisi lain, dua minggu sebelum suaminya meninggal karena dikeroyok, Amel-panggilan akrab Amalia Kasanah, merasa gelisah. Suaminya bertingkah sedikit berbeda dari biasanya.
“Flashback. Seperti mengalami momen ketika ibu akan meninggal dunia. Saya seperti melihat ada keranda jenazah di depan rumah. Saya juga merasa almarhum tidak mau jauh sama sekali dari saya. Kemana-mana selalu minta berdua. Tidak seperti biasanya,” urai wanita 22 tahun itu.
Selain peristiwa nahas tersebut, Ayah Amel sedang mengalami sakit liver. Kondisinya sempat drop ketika mendengar kabar menantunya meninggal dunia.
“Sebelum mas Andre meninggal, saya berfirasat bakal ditinggal Bapak selamanya. Saya sampai berfikiran seperti itu. Ternyata salah, malah mas Andre yang mengalami musibah,” tambah wanita berkerudung sedih.
Tak hanya itu, saat peristiwa pengeroyokan, dari awal dirinya juga memiliki firasat bahwa sekelompok orang yang mengeroyok suaminya bukan warga biasa.
Dia menyebut karena dari fisik sekelompok orang itu berbadan tegap dan memiliki gaya potongan rambut cepak.
“Harapan saya, semua pelaku bisa diadili seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku. Karena para pelaku yang berjumlah 3 orang itu sudah ditahan di Denpom,” harapnya lebih.
Sebelum pelaku tertangkap, keluarga korban juga melakukan do’a bersama di rumah duka. Acara tersebut dihadiri 1.000 orang tepat di 40 hari meninggalnya korban.
“Mereka prihatin dan ikhlas datang sendiri,” cetus Amel.
Usia pernikahan korban Andre dan Amel belum genap 2 tahun. Ia bersama suaminya tercinta itu sedang membuat rumah baru di Desa Telasih, Tulangan. Tepatnya di depan rumah mertua korban yang ditinggali selama ini.
“Kenang-kenangan dari mas Andre,” pungkasnya.(ard)
Baca Juga : Enam Pelajar Terjaring Razia Saat Pesta Miras di Kahuripan Nirwana Sidoarjo
Komentar 2