TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Belasan tahun sudah warga Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin hidup jauh dari kata layak akibat imbas tragedi Lumpur Lapindo. Salah satunya perihal air bersih. Semenjak tragedi Lumpur Lapindo, sumur-sumur warga tak lagi mengeluarkan air bersih.
Air tanah di wilayah Desa Gempolsari telah tercemar. Secara kasat mata, air yang keluar nampak keruh kekuningan dan kotor. Di mulut, air tersebut terasa asin. Sedangkan dikulit terasa lengket.
Sejatinya air ini tak layak untuk digunakan sehari-hari. Namun, warga terpaksa mandi dan mencuci pakaian menggunakan air tersebut. Alasannya sederhana, warga tak sanggup membeli air bersih. Kalaupun menunggu bantuan pemerintah, warga mengaku sudah lelah.
“Kira-kira tiga tahun setelah lumpur menyembur, air tanah kami jadi seperti ini. Dulu sempat ada bantuan berupa tandon-tandon dan pasokan air dari BPLS dan Dinsos. Tapi itu hanya berjalan beberapa bulan, lalu stop sampai sekarang,” ujar Khoirul Anam, Ketua RT 11 RW 03 Desa Gempolsari, Sabtu (29/5).
Khoirul Anam mengaku tidak tahu menahu mengapa pasokan air bersih tersebut dihentikan oleh pemerintah. Kini tandon-tandon air tersebut terbengkalai.
“Air ini rasanya di badan sangat tidak enak. Panas, asin, dan lengket. Benar-benar tidak layak untuk digunakan,” ujarnya.
Hingga kini, warga masih berharap agar Pemkab Sidoarjo sedikit memperhatikan nasibnya. Sebab, telah belasan tahun mereka hidup di lingkungan yang tak layak ditinggali. Minim sekali bantuan yang datang menjamah warga. Seakan-akan dilupakan dan dibiarkan menderita perlahan-lahan. (Affendra F)