TULANGAN, SIDOARJONEWS.id–Musim penghujan dianggap sebagian orang sebagai musim yang mencemaskan. Selain karena potensi hujan angin dan banjir, masyarakat juga jadi lebih mudah terserang penyakit. Di antaranya flu.
Hal ini disebabkan virus mampu berkembang dan menular lebih cepat pada suhu dingin. Akibatnya, banyak orang, baik dewasa maupun anak-anak dapat tertular secara cepat denganpengidap flu.
Agar tidak mudah terserang penyakit di musim penghujan, daya tahan tubuh perlu dijaga. Mengonsumsi ramuan alami seperti jamu herbal menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas.
Oleh Uswatun Hasanah (54 tahun), fenomena berulang di musim penghujan itu ditangkap sebagai peluang usaha. Bermodalkan lahan perkebunan jeruk seluas 3.000 meter persegi, Uswatun Hasanah sukses mengembangkan usaha jamunya sejak 2018.
Lahan yang dimiliki ibu dua orang anak ini menghasilkan tiga varian jeruk, yakni jeruk nipis, jeruk lemon, dan jeruk buah. Pun dengan kualitas yang dihasilkan di mana kandungan air lebih banyak dibandingkan jeruk yang umumnya dijual di pasar.
Awalnya, guru mata pelajaran Al-Islam SMA Muhammadiyah 3 Tulangan ini mengaku iseng dan bingung dengan jumlah buah jeruk yang dihasilkan di kebun.
Lantas, dia meracik ramuan herbal alias jamu dengan berbahan dasar kunyit, sereh, jahe, jeruk nipis, pandan, dan garam himalaya.
“Ya awal-awal berbuah banyak jeruknya, belum ada pembelinya karena memang belum tahu dan saya mikir buat apa ya jeruk sebanyak ini. Akhirnya saya browsing ternyata nemu Zaidul Akbar, dan Alhamdulillah lama-lama ada yang pesen,” ujar perempuan yang akrab disapa Bu Uswah ini.
Sebagai informasi, Zaidul Akbar merupakan dokter, konsultan, pendakwah Islam, dan praktisi pengobatan sunah Indonesia. Hal yang selalu dipertegas dalam kajiannya adalah bagaimana menjadikan makanan sebagai obat.
Berawal dari pesanan yang masuk, Uswatun berlanjut menjual minuman herbalnya di beberapa tempat. Antara lain kantin sekolah SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, koperasi As-Sakinah Sidoarjo, dan melayani pesanan dari jamaah Aisyiyah. Rencananya, jamu ini juga akan dipasarkan di Pondok Pesantren An-Nur Tanggulangin, Sidoarjo.
Untuk nominal, harga jamu yang dijual Rp 5000 untuk ukuran 500 mililiter (ml) dan Rp 3000 untuk ukuran 250 mililiter (ml). Adapun jamu yang dijual memiliki dua varian rasa, pertama dengan bahan kunyit, jeruk nipis, dan garam himalaya. Untuk varian kedua berbahan sereh, jahe, jeruk nipis, dan pandan.
“Alhamdulillah pernah melayani pesanan sebanyak 200 botol juga, kemudian saat event milad Aisyiyah,” imbuh Bu Uswah.
Ibu rumah tangga asal Sidoarjo ini menjelaskan bahwa ramuan herbal alias ‘jamu’ ini memiliki segudang manfaat. Termasuk ketika musim hujan seperti saat ini. Selain vitamin C, jeruk nipis juga merupakan sumber antioksidan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan mempertahankan sel dari kerusakan akibat radikal bebas. (Yuni KF)