KOTA, SIDOARJONEWS.id – Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) melaporkan dua perusahaan yang diduga memalsukan Laporan Auditor Independen (LAI) ke Polda Jatim, Sabtu (7/11).
Dugaan tersebut bermula saat anggota IAPI, yakni Anang Syaifudin Junaedi mendapat telepon dari pihak Pemkab Sidoarjo yang hendak mengkonfirmasi terkait LAI milik peserta lelang tender di instansi tersebut. Begitu pula yang dialami oleh Sugi Kuswardijah, salah seorang anggota IAPI, yang juga mendapat telepon konfirmasi dari pejabat lelang tender di RSJ Lawang.
Keduanya kemudian melaporkan dua perusahaan tersebut ke Direskrimum Polda Jatim atas tuduhan pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat. Saat membuat laporan, keduanya didampingi oleh Ketua IAPI Korwil Jatim dan Kalimantan, Habib Basuni.
Menurut penuturan Habib Basuni, kejadian serupa marak terjadi di beberapa daerah dan telah lama terjadi. Hanya saja baru diketahui sebab ada regulasi baru dari Kementerian PUPR yang mewajibkan pejabat lelang tender untuk melakukan konfirmasi atas keabsahan dokumen LAI yang dilampirkan peserta tender.
“Kali ini baru dua perusahaan yang kami laporkan. Keduanya diduga memalsukan dokumen LAI dengan mencatut nama anggota kami yakni Anang Syaifudin Junedi dan Sugi Kuswardijah. Dokumen tersebut digunakan untuk mengikuti lelang tender yang diadakan oleh Pemkab Sidoarjo dan RSJ Lawang,” jelasnya.
Selain itu, Habib Basuni mengakui praktek pemalsuan LAI ini marak terjadi dan belum banyak tersentuh hukum. Padahal praktek tercela ini sangat merugikan berbagai pihak termasuk merugikan negara, sebab seringkali LAI palsu tersebut digunakan untuk mengikuti lelang tender pemerintahan.
“Ini sangat merugikan anggota kami sekaligus merusak citra baik profesi akuntan publik. Untuk itu dengan adanya laporan ini, kami berharap kejadian serupa dapat diminimalisir di kemudian hari,” ujarnya.
Saat ini IAPI tengah gencar melaporkan perusahaan nakal yang membuat LAI palsu beratas nama anggota IAPI. Praktek tersebut disinyalir terjadi di banyak daerah. Sebelumnya, IAPI juga melaporkan kasus serupa yang terjadi di Sumatera Barat. (Affendra Firmansyah)