KOTA, SIDOARJONEWS.id – Sejak sebulan terakhir ini, ada banyak warga Sidoarjo yang mendadak senang bersepeda. Nggowes. Terlebih di Minggu pagi, ada banyak penggowes yang memenuhi jalan protokol di Sidoarjo.
Di Alun-Alun Sidoarjo, ratusan sepeda diparkir. Bukan hanya di sekitar monumen Jayandaru, di halaman paseban depan Pendapa Delta Wibawa pun dipenuhi sepeda. Aneka jenis sepeda terlihat. Seperti sepeda gunung, sepeda balap, sepeda lipat hingga sepeda tua.
Asmoro, dedengkot anggota komunitas sepeda tua Sidoarjo mengatakan, fenomena membludaknya warga yang tiba-tiba punya hobi bersepeda ini terjadi sekitar sebulan terakhir.
“Mungkin mereka selama ini sudah jenuh dirumah. Para pelajar masih libur sekolah. Sekarang dilampiaskan dengan cara bersepeda,” kata Asmoro.
Asmoro mengaku merasa senang dengan tren ini. Seperti ia juga senang bersepeda sejak 15 tahun terakhir. “Bersepeda itu menyenangkan, membuat sehat, banyak teman juga,” terang Asmoro yang punya beberapa sepeda tua.
Aktivitas bersepeda memang menjadi olahraga yang mudah dilakukan. Namun saat ini tren bersepeda bisa juga menjadi gaya hidup dengan banyaknya model sepeda yang harganya bervariasi. Dari jutaan, puluhan, hingga seratus juta lebih.
Nevi Arifianto misalnya, ia memilih sepeda lipat yang dibelinya seharga Rp 6 juta. Pegawai swasta warga Perumahan Taman Pondok Legi ini memilih sepeda lipat karena dianggapnya efektif.
“Bisa saya masukkan ke mobil. Ringkas. Dengan begitu saya bisa gowes dimana pun,” ucap Nevi saat ditemui di alun-alun, Minggu (27/6/2020) pagi.
Hal lain disampaikan Hartoyo, pengusaha kuliner ini memiliki tiga (3) sepeda angin yang bisa dibilang tidak murah. Saat gowes di alun-alun, ia menggunakan sepeda road bike. Saat ditanya harganya, dia tidak mau menyebut harga pastinya. “Di bawah 20 (juta) lah,” ujarnya singkat.
Menurut Aurel Diastari, warga pepelegi, bersepeda kini menjadi aktivitas rutin baginya setiap akhir pekan. Warga Bumi Citra Fajar ini setiap Sabtu dan Minggu rutin menggowe ria bersama ibunya, Angelina. Ia bersama ibunya memilih menggunakan sepeda gunung dari merek ternama.
“Tidak jauh (bersepeda). Paling ke alun-alun, lingkar barat, pasar larangan trus kembali ke rumah, ujarya. (Satria).