Sebagai penggemar sepak bola dan pendukung klub Manchester United (MU), Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, pastinya sangat paham bagaimana rasanya tantangan meneruskan jejak pendahulu yang sukses.
Bila Manchester United hingga kini masih kesulitan menemukan pelatih pengganti yang sepadan selepas pensiunnya Sir Alex Ferguson pada 2013 lalu, Eri Cahyadi justru bisa menjawab tantangan transisi pergantian wali kota di Surabaya dengan smooth.
Cak Eri–panggilan lekat Wali Kota Eri Cahyadi, bersama Wakil Wali Kota, Armuji, langsung berlari kencang melanjutkan estafet kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharni yang selama 10 tahun telah meletakkan standar tinggi untuk Kota Surabaya.
Sebagai ‘juru kemudi’, Cak Eri yang memiliki pengalaman panjang di pemerintahan dengan pernah memimpin Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang hingga menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya dan Cak Armuji dengan karier panjang di legislatif, sangat paham mau dibawa ke mana Surabaya.
Potret kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji di Surabaya sepanjang tahun 2021 mencerminkan betapa keduanya memang memahami Surabaya. Paham potensi masalah, paham harapan warga, dan paham solusinya. Karenanya, Surabaya kini semakin mbois. Tambah keren.
Ada banyak gagasan, solusi, dan terobosan yang telah diwujudkan Cak Eri dan Cak Armuji dalam melayani masyarakat melalui layanan publik yang memudahkan, memotivasi masyarakat untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19 utamanya di bidang ekonomi, hingga membawa Surabaya menjadi kota yang semakin nyaman, aman, dan membahagiakan bagi warganya.
Pendekatan Gaya Anak Muda ala Cak Eri-Cak Armuji
Nah, yang keren, Cak Eri-Cak Armuji melaksanakan tanggung jawabnya sebagai wali kota dan wakil wali kota dengan pendekatan berbeda dari sebelumnya. Mereka menerapkan pendekatan gaya anak muda yang kreatif. Pendekatan gaya Suroboyan yang cair dalam memimpin Kota Pahlawan ini.
Belum pernah ada sebelumnya, Wali Kota Surabaya menelusuri jalan-jalan di Surabaya dengan mengendarai motor skuter. Berkeliling kota mengendarai skuter itu bukan sekadar untuk gaya-gayaan. Tapi, membuat wali kota bisa melihat lebih dekat problematika yang terjadi di penjuru kota. Bisa lebih bebas untuk mengobrol dan mendengar aspirasi warganya.
Dari mengecek pelebaran saluran dan normalisasi box culvert, memantau pelaksanaan vaksinasi dan pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah, hingga memberikan bantuan sosial bagi ibu hami keluarga miskin.
Tidak jarang, wali kota menggelar rapat on the spot langsung bersama kepala dinas terkait berdasarkan evaluasi dan pantauan dari lapangan. Sehingga, beberapa perbaikan bisa segera dilakukan. Itulah potret gaya kepemimpinan Cak Eri yang anak muda banget.
“Saya menggunakan skuter agar lebih cepat dan lebih nyaman ketika keluar masuk kampung. Dan saya bisa berhenti untuk ngobrol dan melihat banyak hal,” begitu kata Cak Eri di akun Instagram pribadinya.
Mengurai Masalah lewat Cangkrukan di Balai RW
Lain waktu, Cak Eri memilih berkantor di Balai RW di malam hari dengan mengajak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bersentuhan langsung dengan berbagai urusan masyarakat. Seperti pada akhir Oktober lalu, Cak Eri cangkrukan di Balai RW X, Kelurahan Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo.
Ini juga pendekatan gaya anak muda ala Cak Eri. Gaya Arek Suroboyo yang senang mengurai persoalan dengan duduk bersama sambil ngopi. Serius tapi gayeng. Diselingi guyonan, tapi didapat solusi.
Dan memang, dengan cangkrukan dan duduk lesehan bersama di balai RW, warga jadi tidak sungkan untuk menyampaikan unek-uneknya. Warga merasa bisa menyampaikan langsung harapannya kepada wali kota tanpa perlu berkirim surat, email, ataupun menuliskan komentar di akun media sosial pemerintah Kota Surabaya.
Cangkrukan itu terbukti tidak sebatas seremonial. Berbagai persoalan yang disampaikan warga, langsung ada solusinya. Sepulang dari cangkrukan bersama wali kota, warga merasa lega.
Sebab, sejumlah masalah yang selama ini mereka rasakan, bisa terurai. Bila yang memerintahkan mengurai masalah wali kota, tentu masalahnya akan beres.
Optimaliasi Media Sosial untuk Merangkul Warga Milenial
Dalam hal menjaring aspirasi warganya, Eri Cahyadi dan Armuji membuka pintu seluas-luasnya. Selain rajin turun menemui masyarakat, mereka juga cukup rutin membagikan kegiatan sebagai wali kota dan wakil wali kota di akun Instagram pribadi mereka. Bahkan, ketika ada warga yang bertanya di kolom komentar, mereka tidak segan menjawabnya.
Bicara optimalisasi media sosial di era digital, sebagai publik figur, Cak Eri dan Cak Ji sangat paham bagaimana memfungsikan akun media sosial mereka. Beliau sangat paham, warga Surabaya, utamanya generasi milenial, kini lebih banyak memantau media sosial ketimbang media lainnya. Utamanya Instagram.
Menurut data Indonesia Digital 2021 tentang lima media sosial yang kebanyakan sering dipakai pengguna, Instagram menempati posisi kedua setelah Youtube sebagai media yang paling digemari di Indonesia.
Ada sebanyak 86,6% pengguna Instagram di Indonesia dari 170 juta total pengguna sosial media. Dengan rentang usia penggunanya di kisaran 16-64 tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 52,4% di antaranya pengguna berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 47,6% pengguna berjenis kelamin laki-laki.
Merujuk fakta itu, tepat kiranya Cak Eri dan Cak Armuji aktif memposting konten-konten keren di akun Instagram mereka, berupa informasi kemajuan Surabaya, kegiatan wali kota dan wakil wali kota, inovasi pelayanan publik, hingga memotivasi warga Surabaya di akun Instagram mereka. Harapannya tentu, konten-konten tersebut bisa lebih cepat ter-delivery dan dikonsumsi oleh warga Surabaya. Utamanya kalangan milenial.
Selain aktif di Instagram, Wawali Armuji juga cukup aktif membuat konten di Podcast. Sesuai karakter podcast, dalam postingan videonya, Cak Armuji acapkali mengajak narasumber kompeten di bidangnya maupun pemengaruh (influencer) untuk berdialog seputar Surabaya. Seperti melihat wajah baru THP Kenjeran sekaligus mencoba kuliner di sana, hingga bicara tentang reborn Kawasan Tunjungan.
Cair Berkolaborasi dengan Kepala daerah Tetangga
Gaya memimpin dengan pendekatan anak muda yang gayeng, supel, dan akrab itu juga dibawa Wali Kota Eri Cahyadi ketika membangun kolaborasi dengan para kepala daerah tetangga. Utamanya yang berbatasan langsung dengan Surabaya, yakni Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.
Cak Eri paham betul makna filosofi bertetangga. Bahwa, untuk membangun hubungan yang baik dengan tetangga, tidak bisa dilakukan dengan jumawa dan merasa paling hebat dibandikan yang lain. Namun, koneksi yang baik hanya bisa terjalin bila komunikasinya cair. Sesuai pesan dari Gubernur Jatim, Ibu Khofifah Indar Parawansa agar menghilangkan ego kewilayahan.
Namanya kolaborasi, tentu tujuannya untuk kemajuan bersama. Bergotong royong dan saling bantu. Bukan menang-menangan. Bukan untuk maju sendiri dan menjatuhkan yang lain.
Itulah yang terjadi. Hubungan Kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik terjalin mesra. Program-program penguatan ekosistem di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang saling terhubung, bisa dibahas dengan gayeng. Khas anak muda. Apalagi, Wali Kota Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali dan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, memang masih muda.
Bahkan, pernah dalam postingan di akun Instagramnya, Wali Kota Eri menjadi imam sholat Maghrib dengan makmum Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, Ahmad Muhdlor Ali, dan Fandai Ahmad Yani. Rasanya adem melihat pemimpin yang wilayahnya bertetangga bisa akur.
Termasuk juga dengan Pemkab Bangkalan. Ketika Bangkalan berada pada zona merah Covid-19, Pemkot Surabaya aktif membantu. Tidak saling menyalahkan. Wali Kota Eri Cahyadi bersama Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin Imron bahkan sampai larut malam turun langsung ikut menemani tenaga kesehatan, TNI, Polri yang sedang bertugas untuk membantu warga menekan penyebaran pandemi Covid-19.
Prestasi dan Inovasi Kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji di Tahun 2021
Ibarat tim yang bertanding sepak bola, kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji ini langsung bermain menyerang sejak kick off. Gerak cepat. Tidak menunggu. Seusai dilantik pada 26 Februari 2021, Cak Eri dan Cak Armuji langsung tancap gas membawa Surabaya semakin mbois. Berbagai gebrakan dan inovasi yang dilakukan, langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
Cak Eri menepati janjinya untuk fokus pada kesehatan, kesejahteraan warga, dan pendidikan dalam 100 hari kerjanya. Fokus awalnya adalah mengatasi situasi pandemi Covid-19 di Surabaya. Sebab, pandemi telah berdampak langsung pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan warga. Selain mempercepat vaksinasi dan terus memasifkan operasi yustisi protokol kesehatan di semua penjuru kota, Cak Eri juga membuat detail peraturan demi menekan laju sebaran Covid-19.
Hingga, pada pertengahan Oktober 2021, perjuangan Surabaya membuahkan hasil nyata. Kota Surabaya dinyatakan masuk dalam Level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Capaian ini tidak lepas dari peran kepemimpinan Wali Kota Surabaya dalam penanganan Covid-19 bersama Forkopimda hingga masyarakat.
Dengan status level 1, pemkot bisa lebih leluasa membangkitkan kembali ekonomi di Surabaya.. Utamanya dengan menggerakkan kembali aktivitas pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Surabaya melalui berbagai event pameran produk.
Di bidang pendidikan, Cak Eri menggagas program anak asuh. Program ini digagas karena dia tidak ingin ada anak Surabaya putus sekolah dikarenakan orang tuanya kesulitan ekonomi. Bila dulunya, ‘orang tua asuh’ berasal dari CSR perusahaan, Cak Eri lantas menghidupkan rasa gotong-royong dan cinta kasih di lingkungan ASN pemkot untuk mengikuti program ini.
Sementara di bidang kesehatan, menyadari warga rentan terkena PHK di masa pandemi dan kesehatannya juga tidak terfasilitasi, pemkot bekerja sama dengan BPJS Kesehatan menginisiasi program UHC (Universal Health Coverage) atau jaminan kesehatan semesta yang berlaku mulai April 2021. Dengan program ini, warga Kota Surabaya yang ingin berobat, cukup menunjukkan KTP nya. Gratis.
Selain tiga program itu, Cak Eri dan Cak Armuji juga terus menyempurnakan pelayanan publik di Kota Surabaya. Berbagai aplikasi baru dibuat demi memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
Terbaru, bulan ini, pemkot meluncurkan program Kalimasada (Kawasan Lingkungan Masyarakat Sadar Adminduk). Lewat program ini, warga dapat mengurus akta kematian, akta kelahiran, pindah masuk, dan pindah keluar melalui ketua RT setempat. Warga tak perlu datang ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya. Melalui Program Kalimasada ini, selain memudahkan masyarakat, Cak Eri juga ingin membangun pelayanan publik yang dilandasi kebersamaan, kekompakan, serta keguyuban antar warga dalam satu RT.
Cak Eri juga menyempurnakan layanan perizinan Surabaya Single Window (SSW) menjadi SSW Alfa yang dapat mengakomodir semua perizinan. Semangatnya, dengan aplikasi ini, mengurus perizinan di Surabaya tidak perlu berpindah-pindah seperti dulu. Dengan adanya kemudahan perizinan ini, investasi yang masuk ke Kota Surabaya diharapkan akan terus mengalir.
Cak Eri dan Cak Ji juga berkomitmen menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan di Surabaya. Bahkan, Oktober 2021 lalu, Surabaya mendapatkan penghargaan ASEAN Environtmentally Sustainable City (ESC) kategori udara terbersih kota besar. Penghargaan ini tidak lepas dari berbagai inovasi yang digagas Cak Eri dalam menjaga udara di Surabaya tetap bersih.
Wujudnya, tidak sulit menemukan ruang terbuka hijau (RTH) berupa hutan kota maupun taman di Surabaya. Surabaya juga memiliki dua kebun raya mangrove, yaitu Kebun Raya Mangrove Wonorejo dan Kebun Mangrove Gununganyar. Data bicara, persentase RTH di Surabaya mencapai 21,99 persen sehingga melampaui persyaratan minimal 20 persen dengan luasan sebesar 7356,96 hektare pada 2020.
Pada akhirnya, inovasi dan terbobosan dalam kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji, bermuara pada tujuan untuk membahagiakan warga Surabaya. Seperti yang seringkali disampaikan Cak Eri, bahwa kebahagiaan dan senyuman warga Surabaya merupakan tujuannya ketika ditugaskan menjadi Wali Kota Surabaya. (Hadi Santoso)