KOTA, SIDOARJONEWS.id – Menikmati pertunjukan musik sembari membantu sesama yang kekurangan. Itulah tujuan dari penyelenggaraan “Eco Indiefest” yang diinisiasi oleh Ecosystem Coffee & Eatery berkolaborasi bareng salah satu brand streetwear asli Sidoarjo, Wait What.
Selain lelang outfit untuk berdonasi juga dimanfaatkan sebagai ajang reunian band Indie lokal dari Sidoarjo. Maklum, lantaran pembatasan selama pandemi Covid-19, mereka jarang sekali manggung.
Tonga selaku perwakilan manajemen Ecosystem Coffee & Eatery mengatakan, pihaknya mengundang lima (5) band indie lokal serta menyajikan ruang bagi salah satu brand clothing lokal di Sidoarjo untuk berjualan.
Tak hanya itu, lelang outfit juga digelar. Hasil pembelian dari pengunjung seratus persen di donasikan untuk amal.
“Hasil lelang outfit dari pengunjung, terkumpul uang sebanyak Rp 1.760.000. Hasil lelang tersebut, seratus persen didonasikan atau diamalkan untuk saudara kita yang kebetulan hari ini kurang mampu,” terang Tonga di sela acara, Minggu, (22/11/2020).
Tonga berharap, ke depan, event seperti ini bisa digelar setiap bulan. Tidak hanya komunitas musik saja, tetapi mulai dari komunitas motor hingga pegiat seni bakal dilibatkan.
“Eco Indiefest siap mewadahi dan berpartisipasi untuk komunitas atau pemuda kreatif yang mempunyai ide gila,” tambahnya.
Arief, salah satu personil Blingsatan band, mengapresiasi ide kreatif yang diciptakan pemuda di Sidoarjo ini. Selama ini, band yang aktif mengampanyekan pesan sosial kemanusiaan di setiap manggungnya itu, sedikit kaget ketika di Sidoarjo menjumpai komunitas serupa.
“Mayoritas pemuda yang dianggap “berandal” oleh masyarakat, hari ini menunjukkan aksi nyatanya. Ya, pergerakan industri kreatif dan bisnis lokal harus dimulai dari lingkungan terdekat kita,” ucap pentolan Blingsatan yang kemarin berkesempatan menjadi band bintang tamu tersebut.
Band yang beraliran emo rock ini sempat melantunkan beberapa tembang lawasnya yang hits. Spontan, penikmat musik di sana kegirangan.
“Lagu berjudul Belia ini sebagai nostalgia saya dikala SMA. Ada kesan dan pesan tertentu di liriknya. Sudah lama sekali saya tidak melihat Blingsatan manggung,” ucap Riko yang hadir bersama tiga temannya itu.
Hal serupa dikatakan Nico. Personil Nickz and The Good Boy (NTGB) ini rindu tampil langsung di hadapan penonton. Maklum, pandemi Covid-19 masih belum mereda.
“Seperti reuni. Bersyukur bisa berkumpul kembali setelah beberapa lama nahan karena pandemi. Meski di tengah pandemi, harus tetap eksis dan terus berkarya,” terangnya.
Mantan gitaris D’Soul ini berharap, event seperti ini harus terus berlanjut. Namun, harus disiplin menerapkan protokol kesehatan yakni pakai masker, cuci tangan dengan sabun.
“Bagi tempat atau cafe lain, ini bisa menjadi tolok ukur. Namun, tetap patuhi protokol kesehatan. Utamanya adalah kreasi musisi jangan sampai kendor,” pesannya.
Di sisi lain, perwakilan penerima donasi dari Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Muchlis menyampaikan rasa terima kasih sudah diamanahi untuk meneruskan donasi dari komunitas ini.
“Semoga bermanfaat dan mendapat ridho dari Allah SWT,” ucapnya.
Event yang ketat menerapkan protokol kesehatan ini juga dimeriahkan aksi panggung dari sejumlah band indie Sidoarjo yakni Nice Tonight, Gas Rock, The Last Samurai Syuhada (TLSS), Nickz and The Good Boy (NTGB), dan Blingsatan. (Ardian)