KOTA, SIDOARJONEWS.id — Direktur RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan mengungkapkan, ada 70 tenaga kesehatan (nakes) di Sidoarjo yang terpapar Covid-19. Saat ini, hanya tinggal 19 orang yang sedang dirawat. Sementara sisanya melakukan isolasi mandiri.
Pernyataan dr Atok Irawan itu merespons gugurnya dua tenaga kesehatan di RSUD Sidoarjo karena terpapar Covid-19. Dua tenaga kesehatan RSUD Sidoarjo yang meninggal yakni dr Gatot Pramono dan perawat Sri Agustin.
“Bu Titin itu sudah kita lakukan usaha maksimal mungkin kita lakukan. Sudah dirawat 17 hari. Tapi tuhan berkehendak lain. Kita Berharap tidak ada lagi yang seperti ini. Untuk dokter Gatot cuma tiga hari. Dua yang meninggal itu statusnya positif covid,” tandasnya.
Menindaklanjuti adanya tenaga medis baik itu dokter maupun perawat yang terpapar Covid-19 mendapat perhatian dari sejumlah tokoh di Kota Delta. Salah satunya dari anggota DPRD Jawa Timur asal Dapil Sidoarjo, Achmad Amir Aslichin.
“Tentu, meninggalnya tenaga medis akibat tertular Covid-19 menjadi kabar duka bagi kita semua,” terang Achmad Amir Aslichin, Minggu (21/6/2020).
Anggota Komisi B DPRD Jatim yang akrab disapa Mas Iin ini meminta pemerintah lebih peduli terhadap kondisi kesehatan tenaga medis. Dia berharap kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) harus dipenuhi secara rutin.
Termasuk rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 harus disuplai dengan baik sarana dan prasarana nya. Serta, ada jaminan khusus untuk perawatan kesehatan bagi tenaga medis agar imun dan stamina mereka bisa terjaga dengan baik.
“APD yang sesuai standar kesehatan harus tercukupi di rumah sakit,” kata anggota Fraksi PKB itu.
Alumnus Universitas Airlangga ini juga meminta masyarakat untuk tetap menjaga kedisiplinan. Seperti tetap menerapkan physical distancing, memakai maskerm dan rajin cuci tangan.
“Penularan Covid-19 harus dicegah secara masif. Kita harus yakin dan bisa memutus mata rantai penyebarannya,” terang mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo periode 2009-2014 dan 2014-2019.
Ketua DPRD Sidoarjo, Usman juga sangat prihatin dengan meninggalnya tenaga medis di RSUD Sidoarjo akibat tertular Covid-19. Di berharap penanganan pasien Covid-19 dilakukan dengan SOP yang tepat. Termasuk penyediaan APD memadai yang harus disuplai dan dibantu pemerintah.
“Tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 sangat berjasa untuk kesembuhan pasien tersebut. Karena itu jangan sepelekan kebutuhan APD bagi mereka,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin turut berbelasungkawa atas meninggalnya dua tenaga kesehatan RSUD Sidoarjo.
“Dua orang (tenaga medis) yang meninggal ini pejuang, para pahlawan covid. Mereka merupakan pejuang yang meninggal syahid dalam agama islam,” ujar Nur Ahmad Syaifuddin.
Dengan kejadian tersebut, Cak Nur–panggilannya berharap bisa memacu para tim medis agar bisa berjuang lebih maksimal dengan meneladani suri tauladan dari mereka yang telah berpulang kepangkuan sang ilahi.
“Mereka pulang dengan kebaikan, pulang dengan khusnul khotimah. Maka tugas kita adalah mendoakan dan mencari suri tauladan dari mereka,” tuturnya.
Kapolres Sidoarjo Kombespol Sumardji yang merupakan wakil ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Sidoarjo, juga menyampaikan duka cita dengan mendoakan tenaga kesehatan yang meninggal, husnul khotimah dan diampuni segala dosa dan dilapangkan kuburnya.
Kapolres Sidoarjo juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi menganggap remeh virus ini. “Jangan lagi menganggap Covid-19 ini tidak berbahaya. Virus ini nyata adanya. Lihatlah, telah banyak yang meningg karena virus ini,” tegas Kombespol Sumardji. (Ardian/Dimas)