TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA), Kementrian Perindustrian, Gati Wibawanigsih dibuat kepincut oleh salah satu desainer peserta lomba Indonesia Footware Creative Competition (IFCC) yang digelar oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).
Pasalnya, salah satu desainer alas kaki tersebut mengambil tema SURO dan Boyo.
Hal itu disampaikan saat membuka program Kick Off Indonesia Footware Creative Competition (IFCC) yang digelar oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI).
“Saya angkat jari. Dan ini surprise sekali dia mengangkat tema SURO dan Boyo,” ungkap Gati Wibawaningsih yang didampingi Rektor ITS Surabaya, Prof. Dr. Muhammad Ashari pada Sabtu, (19/3/2021) lalu.
Pengambilan tema SURO dan BOYO pada alas kaki industri sepatu, bisa dijadikan ajang promosi bagi kota yang lebih dikenal dengan kota pahlawan tersebut. Bagi mereka yng sudah kenal dengan identitas kota Surabaya, maka keberadaan SURO dan BOYO sudah tidak asing lagi bagi mereka.
“Itu sangat penting. Karena orang dari luar Surabaya belum mengerti soal itu. Sehingga desain-desain seperti ini bisa dijadikan ajang promosi bagi kota yang ada,” jelasnya.
Dalam ajang Indonesia Footware Creative Competition (IFCC), BPIPI bekerjasama dengan Institut Tekhnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan OKEOC. Inkubator bisnis tekhnologi alas kaki dalam IFCC tersbeut dibagi tiga kategori. Diantaranya, Kompetisi Footwear Design, Photography, dan Videography.
Pada Kerjasama yang pertama, banyak potensi industri alas kaki yang bisa dikelola bersama dengan pihak ITS antara lain pengembangan teknologi digital untuk perusahaan rintisan dan link and match kebutuhan dunia industri dan Pendidikan.
Sementara, dalam kerjasama yang kedua adalah antara BPIPI dengan OKEOC, tentang penciptaan lapangan baru berbasis wirausaha industri.
Kepala Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), Edi Suhendra mengatakan ajang IFCC tersebut, sebagai ajang mensosilaisasikan tentang bagaimana menciptakan dan mengembangkan industri alas kaki di era masa kini. Sehingga ada re-generasi bidang industri alas kaki, termasuk juga mendorong ketertarikan generasi muda yang aktif dan kreatif guna meningkatkan perekonomiannya.
“Dari sini, akan terus memunculkan desainer-desainer yang inovatif. Khususnya para generasi muda bukan hanya mampu mendesain tapi juga bisa mempromosikan produk lokal brand dengan kemasan yang menarik, melaluo foto dan video,” jelasnya.(hadi)