KOTA, SIDOARJONEWS.id – Lahir di keluarga yang sederhana membuat sosok Reza Zamir tumbuh sebagai pemuda yang terbiasa bekerja sejak kecil.
Pemuda 26 tahun kelahira Sidoarjo ini mengaku, sejak masih sekolah, sudah terbiasa mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Saat ditemui, Reza mengatakan bahwa dulunya, saban hari selepas salat subuh, dia bekerja sebagai kurir makanan dengan mengendarai motor bebek. Tak jarang, motor itu mogok di jalan hingga dia pun terlambat masuk ke sekolah.
“Sebenarnya sebelum bekerja sebagai kurir makanan, saya sudah sering berdagang. Apa saja saya jual, dari roti, sambal, hingga jajanan. Saya memang suka berjualan,” ujarnya.
Sejak awal bersekolah di SMK Negeri 1 Sidoarjo hingga kuliah ia tetap bekerja sebagai kurir makanan setiap paginya.
Namun siapa sangka, berkat menjadi kurir makanan ia berkenalan dengan seorang gadis bernama Evilita Adriani. Bersama dengan Lita, begitu Reza memanggilnya, ia membangun start up bernama Ojek Syari.
Ojek Syari (Ojesy) merupakan jasa transportasi yang mengedepankan rasa aman dan nyaman khususnya bagi pelanggan muslimah. Sebab kala itu, kriminalitas terhadap perempuan meningkat tajam seiring naik daunnya berbagai layanan transportasi online.
Reza dan Lita pun menghadirkan Ojesy sebagai solusi.
“Karena Ojesy, saya bisa ke ibu kota, masuk acara Hitam Putih yang dibawakan oleh Dedy Corbuzier. Saya dan Lita juga jadi punya kesempatan belajar start up di Silicon Valley, California,” tuturnya.
Bersama dengan Ojesy yang kini telah berganti nama menjadi Syari Hub, ia menceburkan diri pada lingkaran start up. Tak jarang beberapa universitas, komunitas, dan perusahaan mengundangnya sebagai pembicara di depan para calon entrepreneur muda.
“Nah itu cukup lucu. Saya yang tidak lulus S1 kini berada di depan para sarjana memberi materi seminar,” ucap alumni SMK Negeri 1 Sidoarjo ini.
Pada awal tahun ini, ia mendapat tawaran untuk memimpin salah satu tim IT yang bertujuan untuk melakukan digitalisasi bisnis proses di Telkom. Tawaran dari perusahaan plat merah tersebut tidak ia sia-siakan. Dengan berat hati sekaligus semangat memasuki tantangan baru ia memutuskan untuk keluar dari Syari Hub. Keputusannya pun didukung sepenuhnya oleh Lita, partnernya selama ini di Syari Hub.
“Itu memang keputusan yang berat. Tapi saya memiliki target impian yang ingin saya kejar. Karena itu saya melihat tawaran ini sebagai kesempatan bagi saya pribadi untuk berkembang lebih jauh lagi,” jelasnya.
Setelah berbulan-bulan berada di Jakarta, kini Reza telah kembali ke Sidoarjo. Pemuda yang tinggal di Bluru Permai ini mengaku telah membuat sistem kerja jarak jauh bagi tim yang ia pimpin. Meski telah malang melintang di dunia start up, ada satu hal dari seorang Reza Zamir yang tidak berubah sejak dulu. Itu adalah kesederhanaan dan sikapnya yang humoris.
Ia berpesan, sebagai generasi muda kita harus memikirkan ide-ide kreatif bagi kemajuan negeri ini. Termasuk saat ingin memulai suatu usaha. Saat ini banyak sekali anak muda yang lebih tertarik mendirikan start up ketimbang bekerja di perusahaan besar. Alasannya karena melalui start up, ide-ide kreatifnya bisa diakomodasi.
“Kreativitas dan inovasi saat ini menjadi senjata andalan bagi anak muda untuk dapat bersaing di dunia usaha,” tandasnya.(Affendra Firmansyah)