TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Hujan lebat yang mengguyur Sidoarjo, termasuk di kawasan Tanggulangin Kamis (28/5/2020) sore kemarin, membuat perkampungan di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri kembali terendam banjir.
Seperti awal tahun 2020 lalu, perkampungan warga yang paling parah terdampak banjir meliputi RT 5 RW II Desa Kedungbanteng dan RT 4 RW I Desa Banjarasri. Di depan KUD Mina Dwi Samudra Desa Kedungbanteng, ketinggian banjir sekitar 30 cm. Warga bahkan menutup jalan dengan menyilangkan bambu.
Sugeng, warga RT 5 RW II Desa Kedungbanteng mengatakan, hujan memang sangat deras pada Kamis sore kemarin. Selain deras, hujannya juga lama. “Sekitar tiga jam, reda sebentar tapi deras kembali hingga menjelang magrib,” jelas Sugeng, Jumat (29/5/2020).
Sugeng beruntung, beberapa waktu lalu, rumahnya sudah ditinggikan sehingga banjir kali ini, air tidak sampai masuk ke dalam rumahnya. Sore kemarin, dia menyebut air sudah hampir menggenangi teras. “Tapi pagi ini sudah susut sekitar 5 cm. Rumah adik saya yang terendam dan kini tinggal di rumah saya,” terangnya.
Perihal penyebab banjir, Sugeng menunjukkan sungai di depan rumahnya yang mungkin menjadi penyebabnya. Sebab, permukaan air sungai jauh lebih tinggi dibandingkan permukaan jalan.
“Airnya sama sekali tidak mengalir. Tahun 2019 lalu tidak begini. Bila ada genangan, cepat sekali surutnya,” imbuhnya.
Dampak akibat hujan lebat kemarin juga dirasakan Suprapto, warga RT 4 RW 1 Desa Banjarasri. Rumahnya terendam. “Rumah saya terendam sekitar 20 senti. Ini memang karena hujan lebat ditambah air pasang laut. Kemungkinan permukaan tanah sini turun. Jadi seperti mangkok, air tidak bisa kemana-mana,” terangnya.
Selain kemungkinan permukaan air yang turun dan rob, Suprapto menilai banjir yang timbul juga disebabkan air sungai di perbatasan dua desa yang tidak mengalir. “Dahulu lebar sungai ini hampir empat meter. Sekarang tinggal satu meter setengah. Pengerukan juga tidak pernah dilakukan,” tuturnya.
Selain rumah warga, banjir juga merendam kompleks SDN Banjarasri. Di sekolah dasar ini, air terlihat masuk di semua ruang kelas dan ruang guru. Sedangkan di SMPN 2 Tanggulangin, banjir menggenangi sedikitnya tujuh ruang khususnya di kelas 9.
Seperti diketahui, Januari hingga Maret 2020 lalu, dua desa di Kecamatan Tanggulangin ini terendam banjir. Selama tiga bulan, aktivitas warga di sana lumpuh karena rumah terendam dan kesulitan mendapatkan air bersih. Berbagai penyakit menyerang warga, khususnya penyakit kulit.
Pemkab Sidoarjo kemudian menerjunkan tim kesehatan dan bahkan membuat dapur umum untuk konsumsi warga yang terdampak di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri. (Satria).