KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik, hari ini mendatangi kantor Bawaslu Sidoarjo.
Kedatangan paslon tersebut guna memenuhi undangan klarifikasi terkait adanya temuan dugaan pelanggaran protokol kesehatan saat melakukan kampanye.
Terdapat beberapa temuan yang diklarifikasikan Bawaslu pada pasangan tersebut.
Temuan yang pertama ialah dugaan tidak menerapkan protokol kesehatan saat dalam sebuah pertemuan senam. Lalu yang kedua ialah dugaan pelanggaran kampanye dalam sebuah giat di tempat pendidikan.
Calon Bupati Sidoarjo bernomor urut 3, Kelana Aprilianto mengatakan, sejatinya, pihaknya selalu menggaungkan pentingnya untuk menerapkan protokol kesehatan.
Bahkan dia bersama Bunda Astutik (panggilan Dwi Astutik) dan tim telah berikhtiar bersama-sama untuk tidak melanggar apa yang sudah jadi ketentuan dalam pelaksanaan pilkada khususnya kampanye.
“Namanya juga kami manusia biasa, yang jelas kami telah berikhtiar untuk semaksimal mungkin untuk menjalankan kampanye yang waktunya terbatas ini dengan tidak melanggar peraturan. Kami berusaha bersama Bunda Astutik untuk melakukan kampanye yang sehat,” ujar Kelana, Senin (26/10/2020).
Kelana menambahkan, dirinya tidak bisa mengatakan apakah dugaan pelanggaran yang dilayangkan pada pihaknya merupakan sebuah pelanggaran atau permasalahan lain. Dia menekankan bahwa dia dan pihaknya semaksimal mungkin akan taat pada peraturan yang ada.
“Entah itu karena ada kesalahan tim atau apa karena kami juga tidak bisa mengontrol semuanya. Yang pasti kami akan taat pada aturan yang dibuat oleh KPU atau Bawaslu,” jelasnya.
Sementara itu, Dwi Astutik mengatakan, dia dan timnya selalu berusaha untuk menghimbau kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan.
Termasuk saat dia menghadiri senam yang saat ini menjadi salah satu permasalahan dipanggilnya dia dan Kelana ke kantor Bawaslu hari ini.
“Bisa jadi mungkin sumuk atau gatal karena terlalu lama memakai masker, sehingga diturunkan maskernya dan itu yang dijepret (foto) oleh wartawan atau panwas setempat dan kemudian dijadikan sebagai temuan,” katanya.
Ditanya mengenai foto yang menunjukkan dirinya sedang tidak memakai masker ataupun faceshield dalam acara tersebut, Astutik mengaku tidak tahu menahu. Dia meyakinkan bahwa dirinya tidak pernah lepas atau meninggalkan kelengkapan protokol kesehatan saat mengadakan sebuah agenda pertemuan.
“Mungkin waktu itu saya sedang minum atau makan. Terus dilepas. Masak iya minum mau pakai faceshield atau masker,” ujarnya.
Lebih lanjut saat ditanya mengenai kampanye di tempat pendidikan, Astutik menjelaskan ada mis komunikasi antara dia dan timnya. Seharusnya mobil branding yang bertuliskan paslon Kelana-Astutik tidak perlu untuk diparkir di tempat pendidikan.
“Kami mau ketemu tokoh, itu buka ajang kampanye, mobil branding segera kami suruh cari tempat parkir lain. Karena rumah tokoh tersebut berada di daerah sekolahan itu. Kalau saat tempat pendidikan anak berkebutuhan khusus itu saya tidak ada unsur kampanye, hanya mengunjungi toh mereka belum memiliki hak suara dan orang tua anak-anak ini belum datang dan tidak ada di lokasi,” pungkasnya. (Dimas)