BUDURAN, SIDOARJONEWS.id – Penjualan hewan kurban di masa pandemi covid-19 menurun drastis. Hal itu dirasakan para pedagang hewan kurban di Desa Prasung Buduran Jalan Veteran Lingkar Timur, Sidoarjo.
Ahmad, salah satu penjual sapi kurban, mengeluhkan sepinya pembeli. Dia mengaku sudah hampir 10 hari berjualan.
“Sampai saat ini masih laku 15 belas ekor saja. Padahal tahun lalu, sepuluh hari menjelang Hari Raya Idul Adha bisa laku hampir 100 ekor,” ucap Ahmad, Selasa (21/7).
Ahmad menyebut, dirinya menjual sapi kurban dengan rentang harga mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 25 juta. Menurutnya tidak ada kenaikan harga sapi dibanding tahun lalu.
Dia juga menyebut tidak berani mendatangkan sapi kurban terlalu banyak.
“Keadaan ekonomi sedang buruk. Banyak orang tidak mempunyai uang. Bila tidak laku semuanya, sapi-sapi ini akan saya jual ke Jakarta,” terangnya.
Sepinya penjualan hewan kurban juga dirasakan Sholikin (52 tahun) warga Desa Prasung. Sudah sembilan tahun ini, setiap jelang Idul Adha, dia berjualan kambing kurban di Lingkar Timur.
“Sekarang masih laku dua belas ekor. Tahun lalu menjelang Idul Adha seperti ini bisa laku delapan puluhan ekor,” keluhnya.
Sholikhin menjual kambing kurban berjenis gibas dan kacangan atau kambing lokal yang didatangkan dari Malang. Ia menjual hewan kambing qurban mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta. Tergantung jenis dan ukuran.
“Ada kenaikan harga sekitar Rp 150 ribu per ekor dibanding tahun lalu,” kata Solikhin.
Sholikin mengatakan, setiap kambing kurban yang terjual, Ia memperoleh keuntungan sekitar 250 ribu. Bagaimana bila dagangannya tidak terjual habis.
“Bila tidak laku ya saya pelihara sendiri, diperanakkan dan dijual di tahun berikutnya,” terang Sholikin. (Satria).