KOTA, SIDOARJONEWS.id — Banjir di Desa Kedungbanteng dan Banjar Asri di Kecamatan Tanggulangin menjadi ‘pekerjaan rumah’ yang harus segera diselesaikan Pemkab Sidoarjo. Sejak tahun lalu, dua desa tersebut menjadi langganan banjir ketika musim hujan.
Penanganan banjir di dua desa tersebut mendapat sorotan dari Komisi C DPRD Sidoarjo yang membidangi pembangunan.
Komisi C DPRD Sidoarjo, Suyarno menilai, konsep penanganan banjir yang dilakukan dinas selama ini tidak jelas arahnya. Hal itu berdampak pada berlarut-larutnya penyelasaian atas permasalahan tersebut.
Suyarno mencontohkan, dalam hal normalisasi pada sungai-sungai di Sidoarjo, ia kerap menemui tim eksekutor dari Dinas PUBMSDA hanya asal membersihkan sampah di permukaan sungai. Dia menganggap upaya semacam itu perlu dioptimalkan lagi.
“Belum melakukan pengerukan, pola seperti ini harus dievaluasi. Termasuk SDMnya. Terus terang saja, kami selama ini tidak bisa maksimal melakukan pengawasan atas permasalahan banjir ini karena kami tidak tahu program dari dinas bagaimana,” kata Suyarno, Rabu (30/12/2020).
Oleh karena itu, legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu meminta Dinas PUBMSDA agar mengonsep dengan baik upaya penyelesaian banjir dan memaparkan kepada Komisi C. Khususnya untuk banjir di desa Kedungbanteng dan Banjar Asri.
Sementara itu, Kepala Bidang Irigasi dan Pematusan Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Shanty Wahyu Angraini menjelaskan, ada beberapa problem yang menyebabkan banjir di dua desa tersebut terjadi.
Pertama ialah terkait rendahnya dataran di desa tersebut dengan hilir sungai. Berdasarkan hasil kajian dari tim ITS, hal itu disebabkan oleh penurunan tanah (land subsidence). Lalu yang kedua ialah terkait kapasitas dari pompa air yang ada.
Shanty mengungkapkan, pompa air yang ada untuk mengatasi permasalahan banjir di dua desa tersebut saat ini kapasitasnya baru 0,8 meter kubik. Dia mengatakan, setidaknya, untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut, dibutuhkan pompa air berkapasitas 1 meter kubik berdasarkan besaran salurannya.
“Untuk solusi jangka panjangnya, dibutuhkan rumah pompa air yang permanen. Sementara dioptimalkan dulu, normalisasi sungai juga digiatkan sekarang,” ujarnya. (Dimas)