KOTA, SIDOARJONEWS.id – Banyaknya jalan berlubang di seluruh penjuru Sidoarjo membuat banyak orang menjuluki Sidoarjo dengan sebutan Kota Jeglongan Sewu (Kota Seribu Lubang).
Permasalahan ini pula yang menjadi fokus utama di awal kepemimpinan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) dan Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi.
Bupati Sidoarjo yang baru saja dilantik akhir bulan Februari 2021 lalu ini, mendorong seluruh camat untuk segera merealisasikan prebaikan jalan menggunakan dana PIWK. Sebuah pagu anggaran khusus senilai total Rp 40 miliar yang telah dikucurkan oleh Pemkab Sidoarjo ke setiap kecamatan.
“Camat yang sampai akhir Maret 2021 belum juga mulai menggunakan dana PIWK untuk perbaikan jalan, akan kami sodori surat pengunduran diri,” ujar Gus Muhdlor, Selasa (2/3).
Semua camat pun bergerak secara swakelola memperbaiki jalan di wilayahnya. Tapi, nyatanya masih banyak sekali jalan rusak yang belum tersentuh. Di Desa Buncitan misalnya, warga terpaksa sehari-jari melewati jalan berlubang dan berlumpur tebal. Medan yang licin saat hujan mengharuskan warga ekstra hati-hati.
Selain Desa Buncitan, warga di Desa Becirongengor juga merasakan hal yang sama. Jalan yang menghubungkan beberapa desa ini hancur dan tak layak dilewati lagi. Tak ada bagian dari ruas jalan ini yang bisa dilalui dengan lancar. Mirisnya, kerusakan jalan ini tepat di depan Balai Desa Becirongengor. Sampai saat ini belum juga mendapat penanganan yang berarti.
Selain kedua desa tersebut, masih banyak desa-desa lain yang mengalami kerusakan jalan. Semua warga menunggu janji Gus Muhdlor – Subandi untuk melakukan betonisasi jalan-jalan desa. Sehingga predikat kota jeglongan sewu benar-benar hilang dari wajah Sidoarjo. (Affendra F)