KOTA, SIDOARJONEWS.id – Abdul Rohman, warga Lemah Putro, Sidoarjo ini menggelar lapak kembang api di Kawasan Gading Fajar khusus di momen pergantian tahun 2021.
Ia mengaku berjualan kembang api hanya di momen-momen tertentu seperti menjelang lebaran, natal, dan tahun baru.
Di hari biasa, ia berjualan keping CD untuk menghidupi 6 orang di rumahnya. Dengan cara itu, ia mampu mencukupi kebutuhan 3 orang anak, 1 istri, dan 2 orang mertuanya.
Namun di kala pandemi seperti ini, omzet jualannya mengalami penurunan drastis. Baik lapak CD maupun kembang api. Apalagi saat momen lebaran lalu, ia tak bisa berjualan kembang api akibat PSBB yang diberlakukan di Sidoarjo.
“Jadi ini kembang api sisa lebaran kemarin. Saya nekat jual lagi dari pada busung,” ujarnya, Kamis (31/12).
Ia mengaku, tahun ini hasil berjualan kembang api juga tidak bisa membuatnya balik modal. Ia memang baru hari ini membuka lapak kembang api. Sebab, di hari-hari sebelumnya ia khawatir terkena razia.
“Tahun lalu, bisa dapat di atas Rp 3 juta. Tapi ini saja baru dapat ratusan ribu,” ujarnya.
Menghidupi 6 orang di rumah bukanlah perkara mudah baginya. Apalagi di tengah pandemi seperti ini.
“Jangankan untuk nabung, untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Sepi sekali dagangan tahun ini,” ujarnya.
Apa yang dirasakan oleh Abdul Rohman dialami pula oleh kebanyakan penjual kembang api di Sidoarjo. Dari pantauan wartawan Sidoarjonew.id di Kawasan Gading Fajar hanya ada 2 lapak kembang api. Keduanya pun terlihat sepi.
“Apalagi hari ini cuma boleh berjualan sampai jam 18.00. Kami para pedagang banyak yang merugi,” ujarnya.
Khusus hari ini, jam malam di Sidoarjo diberlakukan sejak pukul 18.00 – 04.00. Selain jam malam, Pemkab Sidoarjo juga telah mengeluarkan larangan terkait perayaan tahun baru 2021 sebab dikhawatirkan terjadi kerumunan massa yang berujung pada meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Sidoarjo.
(Affendra Firmansyah)