TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Warga Desa Kedungbanteng​ dan Desa Banjarasri Kecamatan Tanggulangin yang kampungnya kebanjiran sejak Januari 2020 lalu, kini dilanda kekhawatiran. Terutama terkait kondisi kesehatan mereka.
Pasalnya, sampai hari ini, Selasa (18/2/2020) menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, jumlah warga yang terserang penyakit khususnya infeksi kulit mencapai 287 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman menyampaikan, banjir berpotensi menyebabkan berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit yang timbul karena banjir biasanya adalah gatal-gatal di kaki.
“Selama desa ini masih terendam, penyakit ini susah sembuhnya. Karena kaki terus bersentuhan dengan air,” terang drg. Syaf Satriawarman.
Ia menambahkan, penyakit lain yang bisa timbul adalah infeksi saluran pernafasan atas serta demam berdarah yang diakibatkan banyaknya jentik nyamuk yang hidup di genangan. Ia juga mengkhawatirkan infeksi yang timbul dari luka kaki yang kulitnya terkelupas karena kotornya air genangan.
“Namun sampai saat ini belum ditemukan kasus demam berdarah di dua desa ini,” imbuhnya.
Sebelumnya Dinas Kesehatan telah mendirikan posko di gedung KUD di Desa Kedungbanteng. Namun, karena gedung ini ikut terendam banjir, maka posko digeser ke tempat yang lebih kering.
“Dinkes juga menyiapkan kendaraan siaga yang akan menjemput warga terdampak banjir yang terserang penyakit. Personel nya ada empat orang,” imbuh Kadinkes Sidoarjo.
Ketua RT 4 RW 1 Banjarasri, Desa Banjarasri Kecamatan Tanggulangin, Solikan, mengatakan banjir kali ini memang yang terparah sejak ia tinggal di desa ini.
“Dulu banjir ibarat hanya lewat saja. Cepat kering. Saat ini kedalaman banjir di jalan depan rumah sudah di atas lutut saya. Sedangkan di dalam rumah sekitar sepuluh senti. Sumpek,” ucapnya.
Ia mengatakann di RT nya memang paling parah terdampak banjir. Beberapa warga terpaksa tidur di emperan rumah yang sudah ditinggikan bahkan ada yang sudah mengungsi di rumah saudara di luar desa. (Satria).