KOTA, SIDOARJONEWs.id — Mulai Jumat (2/10) hingga 9 Oktober mendatang, masyarakat Sidoarjo bisa menikmati Pameran Lukisan Nasional Akbar 1 yang digelar oleh Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) di kantor Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo.
Pameran berskala nasional ini dibuka untuk umum. Pameran dibuka pukul 08.00– 16.00 (Senin-Jumat) dan pukul 08.00–20.00 di hari Sabtu-Minggu. Pengunjung dapat menikmati berbagai lukisan seniman se-Indonesia tanpa dipungut biaya alias gratis.
Setiap lukisan yang dipajang memiliki makna di baliknya. Salah duanya lukisan karya seniman Dona Rahmawati (46 tahun) asal Kediri dan juga Shodik (19 tahun) asal Probolinggo.
Dona memamerkan lukisannya dengan tema “Wajah-Wajah Dibalik Merah Putih Saat Pandemi”. Dona mengaku terinspirasi suasana HUT Kemerdekaan RI di masa pandemi. Menurutnya, merah putih masih tetap berkibar dengan gagahnya di tengah pandemi.
“Nah, kalau lukisan saya ini bercerita di balik merah putih yang berkibar. Ada beraneka ragam wajah manusia seperti amarah, kesedihan, angkara murka, dan kegelapan. Kegelapan disini berarti gelap mata dan hidupnya. Ada yang kehilangan pekerjaannya (PHK), malu telah berbuat kejahatan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi seperti saat ini,” ujar Dona, Minggu (4/10).

Sementara seniman Shodik memamerkan karyanya bertema “Elephant Rope” atau “Tali Gajah”. Usut punya usut, lukisan dengan ukuran 100×100 cm tersebut ternyata memiliki filosofi yang dalam di kehidupan Shodik.
Dia mengaku, lukisan tersebut dibuatnya ketika berada di fase down karena gagal masuk SNMPTN ISSI Yogyakarta. Di masa itu, dia benar-benar berjuang untuk menggarap portofolio sebaik dan semenarik mungkin.
“Banyak yang mendukung saya ‘kamu pasti lolos dan aman’. Namun tiba pengumuman SNMPTN, saya berada di ‘red zone’. Hal itu membuat saya down. Dan saya menemukan kisah ‘elephant rope’ di internet. Kisah ini membuat saya bangkit dan terus berjuang demi cita-cita. Hal ini saya visualisasikan ke dalam lukisan,” ujar Shodik.
Shodik menceritakan, ‘Elephant Rope’ menggambarkan ketika gajah itu masih sangat muda dan lebih kecil, tali tersebut sudah cukup untuk menahan mereka. Dan ketika mereka tumbuh, gajah tersebut percaya bahwa mereka tidak dapat melepaskan diri dengan tali yang sama. Padahal, mereka dapat bebas dari ikatan tali. Namun, mereka percaya tidak akan bisa.
“Dari kisah ini, dapat disimpulkan layaknya gajah, banyak dari kita yang menjalani hidup bahwa kita tak akan bisa melakukan sesuatu hanya karena kita gagal. Pada intinya, kegagalan adalah pembelajaran berharga dan jangan mudah menyerah,” sambung dia.
Pria asal Probolinggo tersebut rela tinggal di Yogyakarta untuk mendalami dunia seni. Di sana, ia bertemu dengan tokoh seniman Indonesia, salah satunya Nasirun. Nasirun sendiri merupakan seorang seniman dan maestro seni lukis asal Indonesia yang namanya sudah mendunia.
Perihal pameran lukisan tersebut, menurut penjelasan Dona, IPI merupakan organisasi resmi yang sudah dilindungi negara dan telah diresmikan oleh negara pada 8 Agustus 2018. Setiap lukisan memiliki sertifikat resmi pribadi. Untuk saat ini kurang lebih 48 cabang di setiap daerah di Indonesia dan berpusat di Surabaya. (Yuni Khoirul Fatimah)
Trima kasih yg sangat”telah menulis dan menterjemahkan dr cerita karya lukisan saya. di saat2 smua orang berjuang untuk kluar dr pandemi .dan disaat ultah kemerdekaan sang merah putih mendapat ujian di temgah pandemi…tetapi sang merah putih tetep berkibar walaupun seaman akan hangus di lalap badai corona💪💪💪
Sip. Mantab sekali perkembangan dan keaktivan para seniman walaupun dalam masa-masa sulit seperti sekarang, mereka terus berkarya.
Lanjutkan! 👍🏼