KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pelaksana Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo siap membantu kampung tangguh yang ada di desa-desa sebagai upaya untuk mengatasi penyebaran covid-19.
Hal itu disampaikan Nur Ahmad Syaifuddin di sela mendistribusikan bantuan tunai untuk check point kepada RW se-Sidoarjo. Dia menyebut bantuan itu tidak ada hubungannya dengan pembuatan kampung tangguh di desa-desa. Namun, bila kampung tangguh sudah didirikan, maka pemerintah juga berusaha akan membantu.
“Jadi kampung tangguh itu adalah keinginan dari masyarakat itu sendiri. Keinginan itu bisa dilaksanakan dengan SDM yang ada, kemampuan finansial begitu juga dengan sarana prasarana,” katanya seusai menghadiri penyerahan bantuan RW secara simbolis di Kantor Kecamatan Kota Sidoarjo, Rabu (3/6).
Menurut Cak Nur, panggilan Nur Ahmad Syaifuddin, apabila nantinya keberadaan dari kampung tangguh tersebut sudah banyak dan menyeluruh, pemerintah juga akan memikirkan agar bisa berlangsung.
“Seperti yang sudah kita lakukan dengan memberi sembako dan masker. Dan nanti kalau sudah ada banyak yang menyeluruh, maka akan kita pikirkan agar kampung tangguh ini bisa berlangsung, tidak menutup kemungkinan kami akan memberikan bantuan. Tapi ini kami pertimbangkan melihat fenomena kampung tangguh yang ada di Sidoarjo,” ucapnya.
Terkait new normal, Cak Nur mengatakan bahwa sebenarnya Sidoarjo sudah sejak sebelumnya ingin menghindar dari PSBB. Namun menurutnya, hal tersebut sulit dilakukan. Sebab, hanya ada tiga pilihan, PSBB, Karantina Wilayah, dan Lockdown.
“Yang paling fleksibel PSBB. Tapi masyarakat sudah agak trauma dengan PSBB, oleh karena itu saya usul kemarin PSBB berbasis desa. Artinya ada wacana strategi yang dirubah,” terangnya.
Dengan PSBB berbasis desa tersebut, dirinya berharap masyarakat bisa teredukasi dengan sendirinya. Saat ini menurutnya, sudah banyak masyarakat yang mulai teredukasi akibat penerapan PSBB berbasis desa.
“Berkegiatan silahkan mereka sudah mengetahui mana yang dibolehkan dana mana yang tidak karena dia sudah teredukasi. Pemerintah mengambil peran kuratifnya,” tandasnya. (Dimas)