JAKARTA, SIDOARJONEWS.id – Badan Penyelenggaraan Jaminan sosial atau
(BPJS) Kesehatan menggelar Public Expose Pengelolaan Program dan Keuangan tahun 2021, Selasa, (5/6/2022). Kegiatan ini merupakan kewajiban tahunan yang harus dilakukan oleh BPJS Kesehatan sebagai wujud asas transparansi terhadap masyarakat.
Public expose kali ini diselenggarakan secara hybrid dengan turut mengundang berbagai media massa di seluruh tanah air. Rekan-rekan media di Jakarta mengikuti public expose secara offline, sedangkan rekan media di daerah-daerah diberikan akses untuk mengikuti secara daring. Sidoarjonews.id salah satunya.
Dalam paparannya, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menyampaikan bahwa BPJS Kesehatan sukses mempertahankan predikat Wajar Tanpa Modifikasi (WTM) untuk laporan keuangan tahun 2021 dari akuntan publik. Hal ini menandakan bahwa posisi keuangan BPJS Kesehatan per tanggal 31 Desember 2021 serta kinerja keuangan dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia sesuai dengan audit dari Kantor Akuntan Publik.
Predikat WTM ini merupakan kedelapan kalinya berturut-turut diperoleh BPJS Kesehatan sejak beroperasi pada tahun 2014. Atau ke-30 kalinya bila dihitung sejak era PT Askes (Persero). Capaian ini merupakan buah dari sinergi dan kolaborasi yang dibangun BPJS Kesehatan bersama pemerintah, mitra kerja, peserta dan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan penyelenggaraan Program JKN.
Melalui berbagai terobosan yang dihadirkan di tengah pandemi Covid-19, hal tersebut menjadikan BPJS Kesehatan mendapatkan banyak capaian dan prestasi yang diakui secara nasional maupun internasional.
“Tentunya berbagai capaian di tengah pandemi Covid-19 ini tidak didapat tanpa kerja keras. BPJS Kesehatan terus membuat gebrakan baru dengan memperhatikan kepada publik. Dengan komitmen yang terus kami kedepankan, hal ini lah yang menjadikan BPJS Kesehatan sukses mempertahankan capaian WTM dalam mengelola keuangan,” kata Ghufron.
Ghufron menyebut, capaian selanjutnya yang patut diapresiasi adalah kondisi Dana Jaminan Sosial (DJS) di tahun 2021 telah dinyatakan positif. Hal tersebut dibuktikan dari aset neto yang yang dimiliki hingga tahun 2021 sebesar Rp38,7 triliun.
Posisi aset neto ini masuk dalam kategori sehat dan mampu memenuhi 5,15 bulan estimasi pembayaran klaim ke depan. Dengan capaian tersebut, BPJS Kesehatan juga senantiasa berupaya untuk menciptakan inovasi, khususnya dari sisi finansial dan ekosistem digitalisasi sehingga dapat mempercepat peningkatan mutu layanan.
“Di tahun 2022, BPJS Kesehatan masih memiliki berbagai tantangan yang harus diperbaiki, khususnya akses, mutu, efisiensi, ekuitas dan sustainabilitas finansial. Meski dihadang oleh beragam tantangan, harapannya pemerintah, seluruh pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat bisa terus bersinergi dan berkolaborasi untuk menjawab tantangan dan bersama-sama menjaga penyelenggaraan Program JKN yang berkualitas,” tambah Ghufron.
Selain itu, dalam kesempatan itu, Ghufron juga menegaskan bahwa aset yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan merupakan milik masyarakat. Berbeda dengan asuransi lainnya dimana aset yang dimiliki merupakan milik perusahaan.
Selain capaian WTM, sepanjang tahun 2021 ada beberapa capaian yang berhasil diraih BPJS Kesehatan dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan yang diwujudkan dalam beberapa indikator. Dari aspek kepesertaan, per Januari 2022 jumlah kepesertaan Program JKN mencapai 235,7 juta jiwa atau sekitar 86% dari total penduduk Indonesia.
Seiring dengan jumlah pertumbuhan kepesertaan JKN, BPJS Kesehatan juga memperluas akses layanan di fasilitas kesehatan. Hingga akhir Desember 2021, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.608 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 2.810 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (rumah sakit).
Capaian ini melanjutkan tren positif yang telah ditorehkan BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. (Affendra F)