KOTA, SIDOARJONEWS.id – Jagat maya dihebohkan oleh sebuah video yang viral di Instagram terkait penjemputan anak di Ponorogo oleh petugas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Sidoarjo.
Dari video tersebut, dinarasikan penjemputan tersebut mengandung unsur pemaksaan dan kekerasan pada anak yang dilakukan oleh oknum petugas. Anak tersebut diduga menolak untuk dijemput dari rumah ayahnya untuk diantar kepada ibunya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas P3AKB Ainun Amalia mengatakan narasi tersebut salah. Menurutnya, tidak terjadi pemaksaan dalam penjemputan tersebut. Dirinya menceritakan, awal mula orang tua dari anak berinisial RR tersebut bercerai, tetapi untuk putusan hak asuh anak belum dibahas.
Dari situ, sambung Ainun, RR dibawa ayahnya ke Ponorogo hingga meninggal beberapa waktu yang lalu. Pasca meninggalnya sang ayah, RR dirawat orang yang bukan sanak saudara dari ayahnya. Sebab, baik ayah ataupun ibunya merupakan orang asli Surabaya dan tidak memiliki sanak saudara di Ponorogo.
Oleh karena itu SF yang merupakan ibu dari RR, meminta pertolongan untuk dimediasi oleh UPTD perlindungan anak. Mediasi tersebut berlangsung dua kali, yang pertama dengan UPTD dari Surabaya, tetapi gagal.
“Dari klarifikasi ibunya, ada yang ngomporin anaknya untuk tidak mau. Akhirnya mediasi pertama yang awalnya lancar berakhir gagal. Setelah itu baru minta tolong pada UPTD kami,” jelas Ainun saat dikonfirmasi sidoarjonews.id, Minggu (13/9).
Jelang penjemputan, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sidoarjo sudah berkoordinasi dengan PPA Ponorogo. Mediasi tersebut berjalan lancar dan RR mau untuk pulang bersama ibunya.
“Sudah dipangku sudah ngomong baik-baik. RR juga sangat senang dan mau ikut ibunya,” ucapnya.
Namun, ketika akan dibawa pulang, Ainun menyebut ada beberapa orang yang mengatas namakan dirinya dari LSM yang merawat RR. Setelah ditanya lebih lanjut, ternyata mendiang dari ayah RR merupakan bagian dari LSM tersebut.
“LSM itu bilang anak ini punya riwayat sakit meningitis. Mereka menyebut dengan kondisi anak yang sakit akhirnya mereka mintakan bantuan dan dilakukan perawatan hingga sembuh. Mereka tidak terima ketika sudah sembuh kok mau dibawa,” urainya.
Dari situlah menurut Ainun terjadi perdebatan panjang sehingga akhirnya berujung munculnya video yang viral tersebut. Menurutnya sudah seharusnya pihaknya bersikeras karena RR mempunyai ibu yang sah dan menginginkan anaknya kembali pulang.
“Lembaga kami ini lembaga yang dilindungi undang-undang, otomatis ketika melakukan pekerjaannya juga sesuai amanat undang-undang. Tidak ngawur. Makanya saya sampaikan kepada Pak Tirto (Kadinsos) kemarin, kalau memang dari LSM itu mau klarifikasi ke Sidoarjo, monggo. Soalnya ini yang ngambil ibunya, bukan orang lain,” tegasnya.
Lebih lanjut ia juga mengatakan, kondisi ibu dan anak tersebut saat ini baik-baik saja. Mereka berdua saat ini tengah berada di shelter UPTD PPA Sidoarjo. Rencananya, Senin (14/9) besok, akan ada pertemuan antara PPA Sidoarjo dengan Dinsos Provinsi Jatim untuk mengklarifikasi video tersebut.
“Sebenarnya kemarin Sabtu sudah turun, cuma kami libur. Jadi besok Senin kami sediakan waktu untuk pertemuan itu. Ibu dan anaknya sekarang ada di shelter kami dan kondisinya baik-baik saja,” tandasnya. (Dimas)
Bohong besar si Ibu nya bilang kalo dek roro itu dihasut,
Buktinya ICWP sebagai pihak yang menangani dek roro selama sakit memfasilitasi mediasi antara ibu dengan anaknya, si anak memang benar2 tidak mau. Dinsos ponorogo pun mempersilahkan membaea dek roro yg pnting jgn dipaksa.
Yang ke dua. Jika narasi yg di dlm video itu salah, la terus kebenarannya gimana?
Video tersebut tersiar secara live di fb.
Yang ke tiga. Selama roro sakit sampek dia deket ajal nya hampir meninggal, si Ibu kemana? Nampak kah batang hidungnya? Yg menaungi dek roro yaitu ICWP atas nama masyarakat ponorogo.
.yang ke empat
ICWP bukan LSM. ICWP adalah suatu komunitas berbagi informasi di grub fb ber anggotakan lebih dari 300 ribu anggota. ICWP adalah singkatan dari Info Cegatan Wilayah Ponorogo.
Trimakasih