KOTA, SIDOARJONEWS.id — Berbicara tentang menu khas Ramadan di Sidoarjo, tak bisa lepas dari minuman kolak srikaya. Kolak srikaya ini tak hanya sekadar minuman yang cocok untuk berbuka puasa, namun juga menjadi salah satu warisan budaya di Sidoarjo.
Menu satu ini hanya bisa didapat di Kawasan Pekauman (Kauman) yang terkenal sebagai Kampung Tuanya Sidoarjo. Disebut sebagai kampung tua, selain meninggalkan warisan berupa resep kolak srikaya, terdapat pula masjid tertua di Sidoarjo, yakni Masjid Jami Al Abror.
Setiap tahun, di Bulan Ramadan, warga Kauman kerap membuat menu kolak srikaya untuk dijual di sepanjang jalan kampung. Menariknya, meski bernama kolak srikaya, tidak ada kandungan buah srikaya di dalamnya. Tak ada pula rasa srikayanya.
“Nama kolak srikaya sudah ada turun temurun. Mungkin biar menjadi pembeda dari kolak-kolak lainnya,” ujar Bu Ifa, salah satu pedagang.
Kolak srikaya memang berbeda. Di dalamnya dimasukkan pula telur sebagai salah satu bahan. Telur tersebut dikocok terlebih dahulu sebelum dicampur dengan kuah santannya.
“Jadi rasanya memang berbeda dengan kolak kebanyakan. Lebih legit dan gurih,” imbuhnya.
Satu porsi kolak dijual seharga Rp 7000-8000. Usai Ashar, biasanya para penjual sudah berjejeran di sepanjang jalan Kampung Kauman. Bila tak ingin kehabisan, sebaiknya datang 2 jam sebelum berbuka untuk membeli kolak srikaya. (Tim)