KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pandemi covid-19 membuat siapapun harus menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya mencuci tangan baik sebelum atau sesudah melakukan aktivitas. Menggunakan handsanitizer juga diperlukan guna melindungi tangan dari kuman dan virus.
Melihat hal tersebut, enam orang mahasiswa asal Sidoarjo menciptakan terobosan baru. Mereka adalah Alfiansyah Satrio Wicaksono, M. Afif Fajar Imani, Yonmitra Alif Putro, Ajitiyo Dananjoyo, Bagus Mulya Harun, dan M. Agil Satrio.
Berawal dari tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah fisika dan metalurgi dengan tema Covid-19, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini menciptakan hand sanitizer otomatis.
“Sebenarnya sudah disediakan hand sanitizer juga di tempat umum, tapi dengan menyentuh agar keluar cairan hand sanitizer. Nah, akhirnya kelompok kami bikin alat otomatis di mana kita tetap bisa memakai handsanitizer tanpa menyentuh,” ujar Alfiansyah Satrio Wicaksono beberapa waktu lalu.
Mahasiswa Teknik Mesin Umsida ini menuturkan bahwa hand sanitizer buatannya akan ditujukan di tempat umum. Seperti tempat wisata, rumah makan, halte, dan tempat ibadah.
Handsanitizer otomatis ini dapat mengeluarkan cairan dan bukan gel. Cara kerjanya pun bisa dibilang mudah. Cukup dengan mendekatkan tangan ke sensor dan secara otomatis cairan handsanitizer keluar.
Handsanitizer otomatis ini dilengkapi dengan sensor IR (sensor penghalang). Sensor ini bekerja sebagai pengganti tombol dengan dibantu relay modul untuk penghubung dan pemutus daya.
Dalam pembuatannya, Alfiansyah sempat mendapati kendala. Utamanya dalam mencari komponen-komponennya sebelum pembuatan.
“Ketika proses kami pernah gagal karena ada komponen yang konslet. Lalu, kita mencari komponen lain sebagai pengganti dan akhirnya jadi,” tandasnya.
Rencananya mahasiswa semester 3 ini akan menambah alat pengering otomatis. Dalam satu produk akan ada dua alat sekaligus, yakni handsanitizer dan pengering otomatis.
Dalam pembuatan handsanitizer otomatis ini, mahasiswa Umsida ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu.
“Produk yang kami buat cukup sederhana. Biaya pembuatannya juga murah, bentuknya pun portable, dan daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Jadi, kami berharap akan ada peminatnya setelah alat ini dikembangkan dan dijual,” pungkas Alfian. (Yuni KF)