WARU, SIDOARJONEWS.id — Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mulai mendirikan shelter-shelter isolasi terpusat di tingkat kecamatan dan desa. Salah satunya di Kecamatan Waru. Di sini terdapat dua shelter yang siap digunakan. Yakni di Desa Tambak Sawah dan Kureksari.
Camat Waru, Rudi Mahendra menyampaikan, shelter di dua desa tersebut khusus untuk pasien Covid-19 bergejala ringan.
“Kami prioritaskan untuk warga dengan perekonomian menengah ke bawah. Karena mereka tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri di rumah. Misalnya tidak memiliki kamar yang cukup untuk isolasi mandiri,” ujar Rudi Mahendra, Kamis (22/7).
Selain itu, Rudi juga mendorong setiap desa di Kecamatan Waru memiliki shelter isolasi pasien Covid-19. Sehingga penghuninya diprioritaskan berasal dari warga desa setempat.
Adapun prosedur bagi warga yang ingin mendapatkan fasilitas shelter tersebut, melibatkan beberapa perangkat desa. Dimulai dari bidan desa dan puskesmas yang bertugas untuk mengidentifikasi apakah warga tersebut memang positif Covid-19 atau tidak.
“Dari bidan desa dan puskesmas juga akan diketahui kategori gejalanya. Apakah bergejala ringan, sedang, atau berat. Karena fasilitas di shelter ini hanya bisa menangani pasien Covid-19 bergejala ringan,” jelasnya.
Camat Rudi melanjutkan, begitu bidan desa dan puskesmas mengidentifikasi pasien Covid-19, data akan masuk ke pihak desa secara otomatis. Pihak desa bersama babinsa dan bhabinkamtibmas akan mengidentifikasi apakah pasien memang tidak memungkinkan menjalankan isolasi mandiri di rumah. Bila memang demikian, barulah satgas Covid-19 di tingkat desa akan menjemput pasien untuk ditempatkan di shelter isolasi.
“Jadi menempati shelter isolasi ini bukan keharusan. Warga boleh melakukan isoman di rumah bila memungkinkan. Baik yang isoman di shelter atau di rumah, satgas Covid-19 desa bersama bidan desa dan puskesmas akan memantau perkembangan kesehatan pasien setiap hari. Bahkan bila pasien membutuhkan obat, vitamin, atau kebutuhan lain nanti satgas yang mengantarkan,” sambung Rudi.
Perhatian dan penanganan terhadap pasien Covid-19 ini juga berlaku bagi warga yang melakukan testing awal tidak di puskesmas melainkan klinik swasta. Asal yang bersangkutan tetap melapor pada pihak desa.
“Seringkali warga yang melakukan tes swab atau PCR di klinik swasta tidak melapor pada desa. Kalau mereka melapor, tentu akan mendapat penanganan dan perhatian yang sama,” ujarnya. (Affendra F)