KOTA, SIDOARJONEWS.id – Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sidoarjo yang mulai berlaku Selasa (28/4) kemarin hingga dua minggu ke depan, masih terlihat beberapa kendala. Hambatan tersebut akan segera dievaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya.
Pelaksana Bupati (Plt) Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, dirinya kemarin berkeliling di beberapa wilayah Sidoarjo. Dia menyebut beberapa titik check point belum berjalan secara maksimal.
“Nantinya saya berharap check point bisa berjalan sesuai fungsinya,” ujar Nur Ahmad Syaifuddin di Pendapa Delta Wibawa, Rabu (29/4/2020) pagi
Cak Nur, sapaan akrab Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, hal tersebut wajar terjadi karena memang masih hari pertama. Evaluasi untuk perbaikan akan dilakukan setiap hari bersama instansi terkait.
“Kemarin pagi, pemeriksaan di check point di pintu masuk Kota Surabaya menimbulkan kemacetan luar dan pemberlakuan jaga jarak menjadi tidak berjalan. Kami tidak menginginkan hal tersebut terjadi di Sidoarjo. Kami terus melakukan evaluasi,” terang Cak Nur.
Perihal jam malam, Cak Nur yang juga menajbat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Kabupaten Sidoarjo mengatakan, masyarakat sendiri yang harus aktif dengan mematuhi aturan tidak keluar rumah mulai jam 9 malam hingga 4 pagi.
Sementara itu, pelaksanaan jam malam di hari pertama PSBB dikeluhkan oleh beberapa warga. Salah satunya Agus Prayitno, warga Tanggulangin Asri yang bekerja di perusahaan swasta di Gedangan. Kebetulan, di hari Selasa kemarin dirinya berkerja shift malam.
“Saat berangkat kerja jam 10 malam, di Candi saya tidak diperbolehkan lurus, namun harus berbelok ke arah Jalan Lingkar Timur. Saya telah menunjukkan id card dan surat tugas. Saya sangat khawatir karena jalan sangat sepi. Saya khawatir dibegal,” ujar bapak dua anak ini.
Hal serupa dialami Suharjo, warga Kahuripan Nirwana Village. Ia karyawan di sebuah perusahaan di Rungkut Industri. Saat pulang kerja pada Selasa malam, laju motornya terhenti di pertigaan Lingkar Timur Buduran. Ia juga harus memutar jauh ke timur.
“Lewat jalan kampung juga ditutup warga. Ini seperti lockdown, bukan PSBB,” ujarnya.
Dirinya berharap ada perubahan penyekatan jam malam agar tidak malah menyusahkan warga. (Satria).