TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Status tanggap darurat banjir di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin diperpanjang hingga 14 hari terhitung mulai 4 Maret 2020. Dengan demikian, status tanggap darurat ini berlaku hingga 17 Maret 2020.
Saat ini, banjir setidaknya masih menggenangi 5 RT di dua desa tersebut.
Menurut Kadinkes Sidoarjo, Drg Syaf Satriawarman, sampai saat ini ada sekitar 2.700 warga yang telah ditangani tim kesehatan.
“Warga seringkali mengeluhkan kakinya karena bolak-balik terendam air dan basah terus,” terangnya, Rabu (4/3/2020).
Ia menambahkan, tim edukasi dari posko kesehatan terus mengedukasi warga agar rutin mengelap dan mengeringkan kaki.
“Saat ini penyakit Ispa masih di angka dua ratus. Meskipun demikian tidak ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit,” terangnya.
Jenis penyakit korban banjir yang lain adalah hipertensi, sakit kepala serta demam ringan.
Syaf menambahkan, Hipertensi diderita warga karena jenuh banjir yang menggenangi rumah mereka belum juga surut.
Sementara itu, ketinggian banjir sedikit berkurang. Ketinggian banjir di pertigaan Desa Kedungbanteng yang awalnya 30 cm berkurang menjadi 20 cm. Hal ini karena curah hujan di dua desa tersebut berkurang dibanding sebelumnya.
“Saat ini pemkab mengoperasikan 16 pompa untuk mengurangi genangan. Pembuatan tanggul di afvoer Kedungbanteng juga terus dikebut,” ujar Camat Tanggulangin Sabino Mariano.
Pembuatan tanggul sepanjang 800 m di afvoer Kedungbanteng ini dimaksudkan untuk menahan air agar tidak mengalir ke permukiman warga. (Satria).