TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Setelah status tanggap darurat bencana dicanangkan pada Tanggal 19 Februari 2020 lalu terhadap dua desa yang terendam banjir di Kecamatan Tanggulangin, kabupaten Sidoarjo, berbagai langkah strategis telah dilakukan Pemkab Sidoarjo.
Mulai dari pembuatan kisdam (bendungan sementara), normalisasi sungai, hingga pengoperasian 12 pompa untuk menyedot banjir di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri yang telah terendam hampir 2 bulan lamanya.
Upaya tersebut berhasil, namun hanya sementara. Tinggi genangan sempat turun sekitar 10 cm dan luas daerah yang terendam sempat menyusut. Namun semua upaya itu sia-sia saja. Karena curah hujan cukup tinggi di daerah ini, ketinggian banjir kembali meningkat, Kamis (27/2/2020).
Setelah segala cara itu gagal, ada lagi sebuah upaya dan ini bisa dikatakan harapan terakhir untuk mengatasi banjir di dua desa tersebut.
“Cara itu adalah pembuatan tanggul di sepanjang afvoer Kedungbanteng agar tidak ada lagi aliran air yang menuju dua desa tersebut,” terang Camat Tanggulangin, Sabino Mariano.
Ia mengatakan, tanggul akan dibangun sepanjang 810 meter dengan ketinggian 1 meter. Dengan adanya tanggul tersebut, diharapkan 12 pompa yang dioperasikan untuk menyedot banjir di dua desa tersebut bisa berjalan optimal. Saat ini pembuatan tanggul sudah dimulai.
Sementara itu normalisasi sungai yang telah menjadi keputusan pemerintah untuk mengatasi banjir akan tetap dilaksanakan.
Masalahnya, di sempadan sungai banyak berdiri bangunan permanen untuk hunian maupun tempat usaha warga sekitar.
“Itu menjadi tugas kami untuk menjalin komunikasi dan mendekati masyarakat. Terkait dengan pembuatan bozem, itu nanti akan menggunakan tanah kas desa,” ujarnya.
Ia menambahkan, TKD tersebut berada di Desa Kedungbanteng seluas 1,7 hektar. “Nanti akan melibatkan tokoh masyarakat dan desa harus menyiapkan keputusan desanya untuk mengatur alih fungsi lahan,” imbuhnya. (Satria).