KOTA, SIDOARJONEWS.id—Di sela-sela kegiatan East Java VW & Vespa Festival 2022 di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (29/10), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membagikan bantuan paket pencegahan stunting kepada 77 ibu hamil. Jumlah tersebut selaras dengan peringatan HUT Provinsi Jatim yang ke-77.
Gubernur Khofifah memberikan paket bantuan berupa uang tunai dari Baznas Jatim sebesar Rp 250.000 sebagai bagian dari upaya penanggulangan stunting, paket perlengkapan bayi, dan paket sembako.
Menurutnya, pemberian bantuan kepada ibu hamil ini menjadi upaya pencegahan stunting yang dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Sebab pencegahan stunting tidak cukup dilakukan ketika anak sudah lahir, namun juga sejak dalam kandungan.
“Pemberian bantuan kepada ibu hamil ini diharapkan menjadi bagian pencegahan stunting yang dimulai sejak bayi dalam kandungan. Dimana pemenuhan gizi selama masa kehamilan ini menjadi sangat penting,” katanya.
Sebab, sambung Khofifah, 1000 hari pertama kehidupan adalah masa-masa yang penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Dimulai sejak masih dalam kandungan, 1000 hari pertama menjadi periode emas dalam pembentukan baik organ tubuh sampai dengan kecerdasan seorang anak.
Upaya penanggulangan stunting pada ibu hamil di Jatim dilakukan dengan memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu hamil dan pemenuhan gizi selama kehamilan. Serta memenuhi kecukupan zat besi dan folat selama kehamilan dengan memberikan Suplementasi TTD (Tablet Tambah Darah) sebanyak 90 tablet pada seluruh ibu hamil.
“Jadi ibu-ibu hamil tadi sebagian besar usia kandungannya sudah sekitar 7 bulan. Artinya sudah di trimester ketiga. Kami berharap gizinya tercukupi dengan baik, sehingga ibunya sehat, bayinya sehat dan diberi kemudahan kelancaran sampai dengan proses kelahiran semua sehat selamat,” urai Khofifah.
Dia menambahkan, upaya pencegahan stunting ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi semua pihak, termasuk koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait Tim Percepatan Penurunan Stunting secara rutin. Selain itu koordinasi kegiatan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting harus dimulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi.
“Peran serta organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, organisasi profesi dalam penanganan stunting sangat penting. Termasuk juga pemantauan tumbuh kembang balita secara rutin setiap bulan, pemberian imunisasi dasar lengkap bagi bayi, dan pemberian suplemen bagi balita,” katanya.
Secara khusus, Khofifah berpesan bahwa setelah bayi lahir, pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan juga sangat penting. Yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia anak 6 bulan juga menjadi upaya penting.
“Kami juga terus melakukan edukasi dan konseling termasuk bila ada balita dengan status gizi buruk akan mendapatkan penanganan tata laksana penanganan gizi buruk dengan baik,” katanya.
Selama ini, upaya pencegahan stunting memang terus dilakukan Pemprov Jawa Timur bersama Pemkab/Pemkot se-awa Timur. Tak hanya melalui pemberian bantuan untuk bayi dan balita, namun juga kepada ibu hamil. Hal ini menjadi upaya pencegahan stunting yang dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. (hs)