KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kabupaten Sidoarjo terus menggenjot pemanfaatan aplikasi Sicantik (Sidoarjo Cegah Angka Kematian Ibu dan Anak) oleh seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Bahkan, saat ini Sidoarjo telah memiliki SOP atau panduan penggunaan aplikasi Sicantik serta peraturan bupati Sidoarjo yang mengatur kewajiban bagi tenaga kesehatan untuk menggunakan aplikasi tersebut kala memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Abdillah Assegaf mengatakan, secara umum inovasi Sicantik diluncurkan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan memanfaatkan teknologi. Lewat aplikasi itu diharapkan setiap ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi, dapat pelayanan kesehatan sesuai standar.
“Tujuan berikutnya, untuk mendokumentasikan ibu hamil di Sidoarjo, lalu sebagai alat komunikasi, serta mempermudah perncatatan dan pencarian data ibu hamil di sidoarjo. Selain itu juga untuk meningkatkan koordinasi antar fasilitas kesehatan primer dan sekunder dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi,” ujarnya.
Penyusunan SOP Aplikasi Sicantik serta pembentukan regulasi yang mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Sidoarjo sendiri mendapat dukungan dari program Jalin dari USAID. Lilik Purwida, regional manager USAID Jalin Jatim mengatakan bahwa terdapat beberapa kabupaten di Jatim yang menjadi sasaran kerja USAID Jalin dalam menurunkan AKI dan AKB. Upaya-upaya tersebut seluruhnya mengedepankan solusi lokal yang ditawarkan oleh para pemangku kepentingan di tiap daerah.
“Di Sidoarjo sendiri, lokal solusi yang ditawarkan untuk kami dukung adalah peningkatan kualitas sistem rujukan melalui optimalisasi pemanfaatan aplikasi Sicantik,” ujarnya dalam webinar serah terima sub program peningkatan kualitas sistem rujukan melalui optimalisasi penggunaan aplikasi SiCantik, Selasa (20/10/2020).
Kabid Kesmas Dinkes Jatim, drg Vitria Dewi mengatakan peningkatan kedisiplinan pemanfaatan aplikasi SiCantik oleh tenaga kesehatan di Sidoarjo telah berdampak positif.
“Jumlah kematian ibu di Sidoarjo hingga September tahun ini sebanyak 11 kasus. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ada penurunan dari 15 kasus. Sedangkan angka kematian bayi, kalau tahun lalu 116 kasus, sekarang posisinya di angka 50 sekian kasus. Saat di tempat lain meningkat, tapi AKI dan AKB di Sidoarjo bisa ditekan,” ujarnya.
Melihat keberhasilan tersebut, Dinkes Jatim akan mengupayakan agar program serupa aplikasi SiCantik ini dapat direplikasi secara nasional dan diduplikasikan di tempat-tempat lain demi menurunkan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan.
M Iksan, Senior Regional Officer Jalin Jatim mengatakan, program yang dijalankan Usaid Jalin di Kabupaten Sidoarjo ini juga mendapat kategori laik promosi dan layak direplikasi di 18 kabupaten/kota lain di Jatim yang menjadi fokus kerja mereka
“Kategori itu ditetapkan oleh Biro Bagian Kerjasama Humas dan Protokoler Pemprov Jatim setelah melalui serangkaian evaluasi dan monitoring independent yang dilakukan bersama Independent Development Evaluation USAID Jalin Program. Karena itu, kami berterima kasih kepada Dinkes Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo khususnya Dinkes Sidoarjo, Tim Penakib dan semua pihak,” ujar Iksan.(Pangihutan)