PORONG, SIDOARJONEWS.id – Kepala Lapas Kelas I Surabaya di Porong Sidoarjo, Gun Gun Gunawan menyebut ada 37 napi teroris yang menyatakan ikrar setia kepada NKRI setelah menjalani masa hukuman di Lapas Porong.
Di antaranya adalah Umar Patek, Anton Labase, Ismail, Asep Djaja, Patur dan terakhir Mukarram.
Nama Umar Patek sempat mendunia setelah namanya disebut-sebut dalam aksi teror Bom Bali.
Umar Patek merupakan mantan teroris yang paling dicari oleh pemerintah Amerika serikat, Australia, Filipina, dan Indonesia lantaran keterlibatannya dalam aksi terorisme saat itu.
Bahkan Pemerintah Amerika Serikat menjanjikan sebesar Rp.1 juta dollar AS bagi siapapun yang bisa menangkap mantan anggota jemaah islamiah ini. Insiden peledakan bom Bali di tahun 2000 an menjadi catatan kelam kisah Umar Patek.
Dia juga ditengarai menjadi komandan lapangan pelatihan jemaah islamiyah di Mindanao, Filipina. Dan Noordin M. Top disebut-sebut menjadi salah satu muridnya.
Hingga pertengahan 2011, Umar Patek akhirnya diekstradisi dari Pakistan ke Indonesia. Dan dia ditahan di Jakarta hingga persidangan berlangsung.
Anton labasse dan Kasim Khow pernah terlibat dalam aksi terorisme di Poso dan Ambon. Keduanya didakwa mendistribusikan senjata dan peluru secara ilegal. Setelah 2,5 tahun menjalani masa tahanan di lapas Gunung Sindur, keduanya dipindahkan ke Lapas Porong.
Tak membutuhkan waktu lama, dalam kurun waktu 10 hari, keduanya mengikrarkan diri cinta NKRI di lapas tersebut.
“Banyak WBP khusus Teroris yang sudah NKRI duluan. Termasuk Ismail dan Jaja yang divonis seumur hidup juga sudah NKRI,” ucap Kalapas Porong, Gun Gun Gunawan, Jumat, (26/2/2021).
Sementara, keberadaan Mukarram alias Sungoh bin Sabirin Napi Teroris Lapas Porong menambah catatan baru dalam mengikrarkan diri cinta NKRI. Pihaknya tak menyangka dalam kurun waktu dua bulan sejak dipindahkan dari Lapas Cikeas, Mukarram secara sadar menyatakan tidak akan bergabung dengan imam dan kelompok mereka.
“Bahkan, dengan keyakinannya sendiri mau mengikrarkan cinta NKRI,” tandasnya.(hadi)