SIDOARJONEWS – Hari Anak Nasional tahun ini masih berlangsung dalam nuansa pandemi covid-19.
Seperti tahun lalu, di hari Anak Nasional tahun ini, anak-anak masih belum diperkenankan belajar di sekolah. Hari-hari mereka banyak diisi dengan kegiatan belajar dan bermain dari rumah.
Kebahagiaan dan keceriaan saat berangkat sekolah, saat bermain bersama di lingkungan rumah atau keceriaan saat berolah raga berkejaran-kejaran berlarian di halaman atau lapangan, semuanya seakan-akan hilang karena anak-anak sangat dibatasi untuk keluar rumah.
Deputi Perlindungan Khusus Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar menyatakan bahwa momentum Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2021 ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia selama pandemi.
“Khusus kepada para orang tua, mari berikan semangat kepada anak-anak untuk tetap bergembira dan belajar dengan baik di tengah situasi pandemi. Anak-anak harus banyak terkoneksi dengan internet selama di rumah, untuk itu kita semua wajib mengasah literasi digital dan melindungi anak-anak kita selama online agar Anak Indonesia Makin Cakap Digital sesuai arahan Presiden RI dalam pesan beliau di Hari Kebangkitan Nasional yang lalu”, tambah Nahar.
Menandai momentum Hari Anak Nasional yang masih berlangsung di tengah pandemi covid-19, dua puluh organisasi nirlaba masyarakat berkolaborasi bersama Lembaga pemerintah serta Siberkreasi dan ID-COP akan melaksanakan sebuah perayaan online bagi anak dengan tema “Anak Indonesia Makin Cakap Digital”. Agenda ini akan berlangsung pada 24 Juli 2021 mendatang, mulai pukul 08.00 – 11.00 WIB.
Acara ini merupakan kolaborasi ID COP yang terdiri dari: Down to Zero, Ecpat Indonesia, ICT Watch, Kompak, KUGI, NXG, RTIK, Save the Children, SEJIWA
Juga ada organisasi Mitra ID-COP, yaitu: Ashoka, Borneo Football International Foundation, SD Gemala Ananda, Labschool UNJ, Ma’arif Institute, Mafindo, SOS Children’s Villages, Saka Millenial, , Forum Anak Komunitas Lebebae, Komunitas Musik Ukulele, Wahana Visi Indonesia, Yayasan Prima Unggul.
Selain itu, acara ini didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan Nasional dan Ristek Dikti, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Acara ini akan dilakukan secara daring melalui zoom meeting dan akan disiarkan langsung melalui youtube channel, serta diharapkan bisa menghadirkan anak-anak Indonesia dari berbagai daerah dan komunitas, seperti Forum Anak di seluruh Indonesia, santri, pramuka, OSIS dan MPK beserta seluruh anggotanya serta perkumpulan-perkumpulan seni dan olah raga ataupun sanggar belajar yang ada di seluruh Indonesia.
Seluruh siswa yang mengikuti acara ini akan mendapatkan apresiasi dan kenang-kenangan berupa sertifikat/piagam penghargaan dari panitia sebagai wujud apresiasi telah berpartisipasi dalam peringatan hari anak nasional 2021. Anak-anak Indonesia bisa mendaftar dengan mengisi formulir di link s.id/daftarhan2021.
Acara ini juga akan mengajak dan melibatkan anak-anak untuk turut berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain: sebagai Pemandu Acara, Pembicara Anak, maupun Penampil karya-karya seni mereka, seperti tari, nyanyi serta film-film.
Acara ini diharapkan akan bisa mengajak jutaan anak di Indonesia untuk bersama-sama merayakan hari anak nasional secara serentak dan sekaligus mendapatkan edukasi positif terkait literasi digital, sehingga semakin cakap digital.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Kementerian Komunikasi dan Informatika memang telah menggaungkan Kebangkitan Nasional Digital di hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2021 yang lalu, dengan sekaligus mencanangkan 4 pilar fondasi yang mendasari seluruh gerakan nasional literasi digital di Indonesia, yaitu: Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety serta Digital Culture.
Kebangkitan Nasional Digital ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki berbagai macam kondisi yang terpuruk di ranah daring, khususnya untuk keselamatan anak di ranah daring. Anak-anak perlu mendapatkan pengasuhan yang tepat di era digital ini oleh para orangtua dan guru yang memiliki literasi digital yang baik. Pengasuhan yang tepat akan mendorong anak mampu memanfaatkan teknologi digital dengan cerdas dan bijak, serta mendorong anak untuk bersemangat hidup di dunia nyata, sehingga kepentingan anak terpenuhi melalui program kebangkitan digital nasional ini.
Ada 4 sub tema yang akan disampaikan dalam peringatan Hari Anak Nasional 2021 yang terkait isu-isu anak di ranah daring: Adiksi Gawai, Kekerasan Seksual Online terhadap Anak, Cyber Bullying dan Jejak Digital serta Hoaks.
“Saya sangat mengapreasiasi terlaksananya acara oleh ID-COP dan para mitra. Sebagaimana anak-anak ini adalah generasi muda penerus bangsa, pemberian literasi digital sedini mungkin akan sangat membantu mereka dalam menghadapi perkembangan teknologi dan risiko yang hadir bersamanya,” ujar Direktur Aptika Kominfo, Semuel Abriyani Pangerapan.
Kepala Pusat Pengayaan Karakter, Hendarman menyampaikan, pemerintah bersama semua pihak memiliki peran penting dalam menciptakan kehidupan yang aman dan nyaman bagi anak, agar mereka dapat bertumbuh kembang secara optimal, serta terbentuk karakter anak yang tangguh.
“Anak-anak menghadapi berbagai tantangan di ranah daring, seperti adiksi gawai, kekerasan seksual terhadap anak di ranah daring, cyber bullying, serta terpaparnya anak akan berita-berita hoaks. Kampanye Anak Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan oleh Indonesia Child Online Protection (ID-COP) dan para Mitra, bisa mengingatkan anak-anak dan kita semua, agar anak-anak aman dan bijak di ranah daring. Apalagi kita akan mendengar suara anak dalam kampanye ini, sehingga kita akan memahami bagaimana mereka menanggapi dunia digital ini”
Sedangkan Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati menyatakan KPAI mendukung kampanye anak Indonesia Makin Cakap Digital.
“Kampanye ini sangat penting karena anak-anak adalah digital natives, mereka berselancar, namun masih membutuhkan arahan tentang bagaimana mereka melindungi diri mereka di ranah daring. Pengawasan KPAI menemukan bahwa 79% anak Indonesia bermain gawai tanpa memiliki aturan. Kampanye ini dibutuhkan anak-anak Indonesia sehingga mereka dapat menggunakan teknologi digital sebaik-baiknya, dan terhindar dari kekerasan di dunia maya,” kata dia. (hut)