TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Sabtu (20/2), Sasha Budi, istri Calon Bupati Sidoarjo terpilih, Gus Muhdlor, mendatangi galeri Morfby, sebuah UMKM tas kulit ukir di Tanggulangin.
Dalam kesempatan tersebut, beberapa produk Morfby juga diborong oleh Sasha Budi. Lantas, apa sih Morfby itu?
Morfby, salah satu brand lokal Tanggulangin memperkenalkan produk kerajinan kulit ukirnya. Menggabungkan keterampilan menjahit, mengukir, dan melukis, morfby sukses membuat produk unik bernilai seni tinggi. Selain itu, morfby juga sukses membawa gebrakan baru dalam inovasi produk tas kulit di Tanggulangin.
Sosok yang berada di belakang Morfby adalah Makhbub Junaedi. Ia merupakan mantan Ketua Koperasi Intako yang juga aktif memberi pelatihan keterampilan mengolah kulit menjadi aneka produk di kota-kota lain.
“Saya ingin ada produk yang unik dan berbeda di Tanggulangin ini. Produk yang membuat orang-orang tak hanya melihatnya dari segi fungsionalitas namun juga terdapat unsur karya seninya,” ujarnya, Rabu (3/2).
Mewujudkan keinginan tersebut bukanlah perkara mudah. Junaedi dihadapkan pada tantangan menemukan bahan dan peralatan yang tepat agar tercipta produk yang sempurna.
Menurutnya, bahan kulit yang bisa diukir harus memiliki tingkat kelenturan tertentu. Tidak boleh terlalu keras, sebab proses mengukir kulit sejatinya memadatkan bagian kulit hingga membentuk suatu ukiran yang cantik.
“Lalu, kulit yang saya gunakan juga kulit dengan pewarna nabati. Karena kulit pewarna nabati ini tidak membuat pori-pori kulit tertutup, sehingga bagus saat diukir,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan alat ukir yang digunakan merupakan produk impor. Sebab di Indonesia saat itu belum ada alat ukir khusus kulit.
Memang, kerajinan kulit ukir di Indonesia terbilang belum banyak yang menekuninya. Hal ini justru membuat prospektus produk kerajinan kulit ukir terbuka lebar ke depannya karena tak banyak pesaing.
“Produk kami pernah diminta oleh teman di Belanda, Malaysia, Timor Leste, dan negara lainnya. Meski belum menyuplai secara terus menerus, namun sudah terbukti produk kulit ukir ini diminati pasar mancanegara,” ungkapnya.
Salah satu alasan mengapa Morfby belum bisa menyuplai dalam skala besar dan berkelanjutan adalah hanya Makhbub Junaedi seorang di Morfby yang bisa mengukir dan mewarnai produk-produknya.
“Sementara ini hanya saya saja yang ngukir,” ujarnya.
Terobosan yang dilakukan Morfby dalam produk kerajinan kulit semakin memberi warna segar bagi industri tas kulit di Sidoarjo. Diharapkan inovasi ini membangkitkan kembali geliat industri tas kulit yang sempat terpuruk akibat pandemi.
(Affendra F)