KOTA, SIDOARJONEWS.id – Sebanyak 1.047 anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) KPUD Sidoarjo mengikuti rapid test, Sabtu (27/6). Hal itu dilakukan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tahapan Pilkada di Sidoarjo.
Nantinya, petugas PPS selain bertugas dalam pemungutan suara di hari H Pilkada, dalam waktu dekat, juga sebagai syarat untuk melakukan tahapan verifikasi faktual (Verfak) bagi bakal calon perseorangan.
Diketahui tahapan Verfak sendiri akan digelar selama 14 hari, terhitung sejak tanggal 29 Juni besok.
Ketua KPUD Sidoarjo, Mukhamad Iskak mengatakan, rapid test pada anggota PPS tersebut digelar selama dua hari terhitung sejak hari ini (Sabtu) sampai besok (Minggu). Hal itu dilakukan guna memastikan petugas PPS berada dalam kondisi sehat tidak terpapar Covid-19.
“Test ini selama dua hari, besok hasilnya baru akan diumumkan,” ujar Iskak, Sabtu (27/6).
Rapid test tersebut dilakukan di lima rumah sakit di Sidoarjo berdasarkan rekomendasi dari Dinkes Sidoarjo.
Sementara itu terkait Alat Pelindung Diri (APD) yang akan digunakan para petugas selama di lapangan, Iskak mengaku akan disiapkan. Semua petugas akan dicukupi untuk kebutuhan APD tersebut.
“Sementara fokus rapid test hanya pada PPS sebagai persiapan verfak tgl 29 besok. Lima rumah sakit itu RSUD, mitra keluarga, Siti Khadijah, Arafah dan Anwar Medika. Untuk APD Insyaallah cukup untuk kebutuhan verfak,” ujarnya.
Sekretaris KPUD Sidoarjo, Sulaiman menambahkan, pembiayaan untuk rapid test tersebut bersumber dari APBN. Dia menyebut, per anggota PPS biayanya Rp 170 ribu rupiah.
Diketahui jumlah APBN yang sudah turun untuk keperluan protokol kesehatan di KPUD Sidoarjo secara keseluruhan sekitar Rp 7,6 miliar. Dengan anggaran rapid test per anggota PPS Rp 170 ribu rupiah dikalikan 1047 anggota, maka biayanya sebanyak Rp 177 juta 990 ribu rupiah.
“Untuk APD petugas PPS dalam proses Verfak masih proses penyiapan. Beberapa sudah dikirim ke KPU. Untuk yang lain, Insya Allah Senin sudah terkirim ke petugas,” ucap Sulaiman. (Dimas)